MEDAN, Waspada.co.id – Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi, mengaku sangat tertarik dengan produk minyak makan merah. Selama ini, ia sudah tahu ada produk minyak makan merah, namun belum pernah melihatnya di Sumut.
“Saya baru tahu ini, saya pikir seperti obat merah yang di Papua. Tetapi setelah saya lihat tadi, saya sangat tertarik,” kata Edy usai meninjau proses produksi minyak makan merah bersama Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, di PPKS Jalan Brigjend Katamso, Kamis (9/6).
Karena itu, Eks Pangkostrad ini nantikan baka mengumpulkan para pimpinan OPD untuk membahas pengembangan produksi minyak makan merah tersebut. “Langsung nanti, ini kita kejar. Saya kalau yang begini mau membantu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Edy menyebutkan, akan melalukan pengadaan alat produksi minyak makan merah bagi masyarakat Sumut. “Ini sangat sederhana, sehingga memungkinkan untuk rakyat dilakukan,” ungkapnya.
Kepala PPKS Medan, M Edwin S Lubis memperlihatkan mesin produksi dan material, menjelaskan langsung kepada menteri dan gubernur tentang proses pengolahan minyak makan atau minyak goreng merah itu.
Dikarenakan, minyak makan merah yang merupakan salah satu karya terbaik anak bangsa, dapat meningkatkan daya saing petani sawit rakyat dengan hilirisasi produk sawit.
Adapun minyak makan merah itu, kata Edwin, adalah minyak sawit yang mempertahankan nutrisi alami sawit dan bisa digunakan untuk produk multiguna.
Minyak makan merah mengandung kandungan senyawa antioksidan dapat dimanfaatkan sebagai agen anti aging dan anti microbal, sehingga dapat juga dimanfaatkan dalam berbagai produk kosmeseutikal.
Sebagai bahan makanan, jelas Edwin Lubis, minyak makan merah dapat diolah terlebih dahulu atau langsung diminum sebagai suplemen.
Karena itu, minyak makan merah dapat digunakan untuk pengentasan prevalensi stunting di Indonesia. “Apalagi di Sumut saat ini prevalensi stunting mencapai 30 persen,” ungkapnya. (wol/man/d1)
Editor: FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post