MEDAN, Waspada.co.id – Dalam rangka membangun budaya organisasi untuk meraih keunggulan kompetitif sumber daya manusia, Bawaslu Kota Medan melaksanakan kegiatan Diskusi yang berlangsung bertempat di kantor Bawaslu Kota Medan, Jumat(27/5).
Kegiatan ini menghadirkan narasumber seorang akademisi, Ahmad Muhajir SE, MEI, serta dibuka oleh Ketua Bawaslu Kota Medan selaku Koordinator Divisi Sumber Daya Manusia dan Organisasi Payung Harahap, SE, MM didampingi Kepala Sekretariat Ayu Harianty SH, MKn.
Pada kesempatannya, Payung menjelaskan bahwa diskusi ini dilaksanakan untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia di lingkungan Bawaslu Kota Medan untuk lebih siap dalam menghadapi pesta demokrasi yang akan datang.
“Perlu adanya pengetahuan dalam mengelola sumber daya manusia di lingkungan Bawaslu Kota Medan untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman sehingga menghasilkan kerja kerja pengawasan yang efektif,” kata Payung.
Selanjutnya pada materinya Muhajir memaparkan bahwa budaya kinerja merupakan hasil dari proses internalisasi nilai-nilai organisasi yang di ekspresikan dalam perilaku dan sikap kerja sehari-hari.
“Bekerja untuk melakukan sesuatu maka hasilnya adalah kinerja, kan bisa dilihat nanti kinerja bawaslu itu pasca Pemilu 2024 selesai. Apakah Bawaslu kota Medan itu bisa bekerja dengan baik dan juga bisa membantu masyarakat untuk memberikan hak suaranya, maka diperlukan adanya pengawasan yang lebih yang dilakukan oleh Bawaslu,” ujar Muhajir.

“Makanya kinerja selalu berada di akhir untuk tahu bagaimana dia bisa menghasilkan sesuatu, lalu ada juga ini budaya kerja yang pertama dia harus tetap semangat dan bekerja dari yang paling terkecil untuk bisa menghasilkan hal yang besar,” lanjut Muhajir.
Muhajir juga menjelaskan bahwa staf Bawaslu Kota Medan mampu merubah pola pikir dan budaya kerja menjadi budaya yang mengembangkan sikap dan perilaku kerja yang berorientasi pada hasil yang diperoleh dari produktifitas dan kinerja yang tinggi untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat.
“Merubah mindset atau pola pikir dengan merubah apa yang menjadi persoalan dalam membentuk budaya mengembangkan sikap, yang bisa masuk dan bisa berpengaruh terhadap budaya organisasi,” pungkas Muhajir. (wol/rls/d1)
Editor: FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post