JAKARTA, Waspada.co.id – Penonton penasaran siapa sebenarnya Badarawuhi dalam cerita di Film KKN Desa penari belakangan ini sedang viral di tengah masyarakat.
Meski film KKN Desa penari berasal dari twit yang ditulis oleh akun Twitter Simple Man. Lalu, kisah ini dijadikan novel dan diadaptasi ke dalam layar lebar.
Salah satu ikon dari kisah horor legendaris di tanah Jawa itu, baik di tulisan maupun film.
Adalah sosok Badarawuhi yang merupakan siluman penunggu desa yang diduga berada di kawasan Banyuwangi, Jawa Timur tersebut.
Kemudian siapakah sebenarnya sosok makhluk gaib antagonis yang dalam versi film diperankan oleh artis cantik dan seksi Aulia Sarah tersebut?
Untuk menjawab rasa penasaran, berikut ini ulasan mengenai asal-usul Badarawuhi.
Legenda Wanita Sakti Bernama Ratna Narekh

Sebelum mengenal sosok Badarawuhi, perlu Anda ketahui terlebih dahulu seorang wanita sakti bernama Ratna Narekh yang menjadi pemantik dari keberadaan sang siluman.
Melansir dari thread yang ditulis oleh akun Twitter @ratungondyek, Ratna Narekh adalah seorang ksatria wanita di zaman Raja Airlangga berkuasa yang melarikan diri usai penaklukkan Mpu Barada atas wilayah kerajaannya.
Ratna Narekh ini hidup mengembara dengan membawa alat musik tradisional yakni lontar yang membuatnya sakti.
Dia memiliki ilmu kanuragan dan kanujiwan yang membuatnya mampu untuk menaklukkan para pimpinan jin dan makhluk halus yang ada di hutan-hutan pulau Jawa yang dilaluinya.
Bahkan, karena lontar tersebut pula, Ratna Narekh mendapatkan anugerah untuk awet muda. Singkat cerita, Ratna Narekh yang juga merupakan seorang penari ini mendapat tawaran berkunjung ke suatu desa saat dirinya berada di wilayah Wonosobo.
Dia dibujuk oleh lurah desa tersebut yang merupakan seorang pria cabul yang ingin bisa meniduri dirinya dengan alibi menawarkan tempat tinggal.
Karena hidupnya mengembara, Ratna pun menerima tawaran untuk menetap di desa tersebut. Lalu saat malam hari, lurah dan pengawalnya mencoba untuk melancarkan misi memuaskan hasrat tersebut.
Namun, karena kesaktian Ratna, belum sampai menyentuh saja mereka secara otomatis sudah terpental bahkan mati terbunuh.
Pasca kematian sang lurah, Ratna Narekh pun menjadi pemimpin desa tersebut.
Menariknya, desa itu ternyata merupakan gerbang halus Pantai Utara Jawa yang memiliki kolam air atau sendang yang dipercaya sebagai tempat persinggahan Nyi Roro Kidul.
Ratu Pantai Selatan yang memiliki hubungan baik dengan kerajaan utara laut Jawa apabila berkunjung.
Ketika Ratu Pantai Selatan kembali ke kerajaannya, sendang tersebut dijaga oleh beberapa panglima dan ksatria Pantai Selatan untuk menjaga kemurnian airnya.
Kemudian ada hal yang unik di desa tersebut, penduduknya dilarang dan berpantang untuk melakukan tari-tarian yang diiringi oleh gamelan untuk menghormati para lelembut yang mendiami kawasan tersebut.
Ratna Narekh yang merasa dirinya sakti mandraguna lantas diliputi kesombongan. Dia dengan sengaja melanggar pantangan adat tersebut bahkan menantang semua penghuni Alas (hutan) Daha, termasuk para makhluk halus penghuni kolam air tempat tinggal Nyi Roro Kidul.
Ratna Narekh dengan sengaja menari menggunakan gamelan untuk mengundang para makhluk halus keluar dan sesumbar akan menaklukkan mereka satu per satu.
Merasa tertantang, para makhluk gaib itu pun berdatangan dan menyerang Ratna Narekh serta penduduk desa yang tak berdosa di sana hingga musnah. Termasuk para penjaga sendang Ratu Pantai Selatan di desa tersebut.
Penjaga Sendang yang Dikutuk Ratu Pantai Selatan

Menariknya setelah membasmi Ratna Narekh dan seluruh penduduk desa, salah satu penjaga sendang yang merasuki jasad seorang penari di desa tersebut tak mau keluar.
Hingga akhirnya jasad penari tersebut dihancurkan oleh Ratu Pantai Selatan.
Karena telah melanggar kodratnya yang merupakan seorang makhluk halus namun malah memilih menjadi manusia, penjaga sendang itu pun dikutuk oleh Nyi Roro Kidul dan diusir dari Pantai Selatan.
Jadilah sang penjaga tersebut sosok siluman yakni setengah manusia dan setengah jin.
Sang mantan penjaga sendang yang tak punya tempat tinggal ini pun mengembara dari satu tempat ke tempat lain, hingga akhirnya dia merasa nyaman dan memilih menetap di desa yang menjadi lokasi KKN Bima dan Ayu beserta teman-temannya.
Wujud dari sang siluman itu sendiri adalah sosok wanita layaknya manusia sungguhan yang mengenakan atribut berbau pantai selatan yakni memakai kebaya dan selendang hijau, cantik nan anggun.
Dia memiliki sifat jahil dan suka menggoda, terutama kepada kaum laki laki dan disebut bisa beranak pinak jika ada lelaki yang menyentuhnya atau tergoda olehnya.
Namun ketika dia marah akibat ada yang mengotori tempatnya atau melanggar aturan wilayah dia berkuasa.
Maka wujudnya akan berubah menjadi siluman dengan bentuk setengah badan atasnya tetap manusia, namun bagian tengah ke bawah menjadi ular berwarna hitam.
Sang siluman ini disebut Badarawuhi oleh sebagian masyarakat Jawa khususnya di lokasi tempat dia tinggal menetap, yang disebut sebagai ‘Desa Penari’.(berbagaisumber/wol/w1n)
Discussion about this post