MEDAN. Waspada.co.id – Baru-baru ini, ada sebuah video viral penampakan pusaran angin kencang layaknya puting beliung terjadi di perairan Danau Toba, Sumatera Utara (Sumut).
Di dalam video puting beliung yang terjadi di perairan Danau Toba direkam oleh warga yang berada di lokasi.
Narasi dalam video menyebutkan peristiwa itu terjadi di dekat Desa Simanindo, Kabupaten Samosir, pada Sabtu (9/4) pukul 17.45 WIB.
“Pusaran angin puting beliung di Danau Toba, Samosir, pada jam 17.45 WIB,” demikian narasi dalam video.
Fenomena Puting Beliung di Danau Toba Viral

Kabarnya, pusaran angin yang merupakan fenomena alam tersebut terjadi pada pukul 17.45 WIB, berlokasi Danau Toba, Samosir.
Pernyataan lain sebutkan terjadi dekat Desa Simanindo, Kabupaten Samosir.
Mereka sebutkan bahwa video tersebut memang tampak nyata dan seperti fenomena pada umumnya.
Potongan video singkat tersebut langsung memicu berbagai interaksi dari publik.
Tidak heran jika akhirnya banyak yang membahas bahwa kali ini fenomena alam tersebut benar adanya. Waterspout ini memicu adanya pusaran puting beliung tersebut.
Penampakan Puting Beliung di Danau Toba, BMKG Sebut Waterspout

Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Eridawati, mengatakan pihaknya belum mendapatkan laporan terkait adanya peristiwa itu.
Eridawati kemudian menjelaskan bahwa peristiwa yang terjadi itu dikenal dengan nama waterspout.
“Waterspout merupakan fenomena alam yang identik dengan fenomena puting beliung tetapi terjadi di atas permukaan air yang luas,”
“Fenomena ini terbentuk dari sistem awan cumulonimbus,” ucap Eridawati saat dikonfirmasi.
Eridawati mengatakan pihaknya saat itu memang mengidentifikasi adanya awan cumulonimbus. Sehingga fenomena alam seperti ini mungkin saja terjadi.
Berdasarkan Data dan Informasi BMKG Wilayah Medan bahwa fenomena seperti ini memang mungkin saja bisa terjadi. Pasalnya ketika adanya awan cumulonimbus, membuat permukaan air dan angin saling berkaitan.
Permukaan air luas, hingga akhirnya timbullah puting beliung tersebut. Apabila Anda tampak tertarik akan kejadian ini bisa coba pelajari penyebab dan akibat yang ditimbulkan.
Namun, mereka sampai sekarang tidak mendapati adanya data yang menyebutkan kejadian ini terjadi. Bahkan warga lokal tidak melaporkan adanya kejadian ini sama sekali.
Peristiwa seperti ini memang perlu mendapat pemahaman yang tepat. Bahwa awalnya memang merupakan angin kencang yang mencapai 120 km/jam bahkan lebih.
Sehingga untuk wilayah tropis serta garis balik utara dan selatan sering alami hal seperti ini.
Penyebabnya karena adanya suhu tinggi yang biasanya terjadi ketika peralihan musim. Pada pancaroba seperti ini, akan terasa bahwa tekanan pengap dan panas berlebih, tidak nyaman sekali.
Banyak yang sebutkan bahwa fenomena ini bisa berakibat fatal jika memang terjadi. Bahkan akan terjadi kerusakan yang sangat parah dan menyebabkan kepanikan tersendiri.
Discussion about this post