Waspada.co.id – Pandemi Covid-19 telah menghantam industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Tidak main-main, sejak Februari 2020 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia mengalami penurunan yang sangat drastis.
Puncaknya terjadi April 2020 dengan jumlah wisatawan hanya sebanyak 158 ribu, sesuai dengan data yang kami rangkum pada Buku Tren Pariwisata 2021 yang diterbitkan oleh Kemenparekraf/Baparekraf. Berbagai upaya dilakukan untuk menyelamatkan pariwisata Indonesia.
Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi menjadi landasan bagi Kementerian Pariwisata untuk membangkitkan kembali destinasi pariwisata di Indonesia. Pengguna internet semakin tinggi di seluruh dunia setiap tahunnya, tak terkecuali Indonesia, adapun media sosial yang sering digunakan masyarakat seperti facebook, twitter, youtube, path, line, instagram yang kesemuanya itu menjadi media sosial favorit masyarakat Indonesia.
Dengan banyaknya pengguna media sosial, para wisatawan dapat mengakses dengan mudah dan menemukan destinasi pariwisata yang penuh dengan sejarah, unik, indah dan patut dikunjungi oleh wisatawan di Indonesia. Melalui akun-akun media soaial, disajikan foto dan video yang memperlihatkan segala tempat wisata yang ada.
Ada beberapa cara untuk memaksimalkan penggunaan sosmed sebagai wadah promosi pariwisata, sehingga walaupun dunia pariwisata sedang mengalami penurunan di masa pandemik, pelaku usaha tetap berusaha agar usahanya bisa bertahan. Adapun beberapa tips yang dilakukan oleh Kementrian Pariwisata untuk pengembangan destinasi wisata melalui sosmed antara lain rutin membuat konten, menggunakan influencer, memanfaatkan fitur iklan di sosial media.
Kementerian Pariwisata berupaya mempromosikan Indonesia melalui media sosial tersebut dengan tetap menerapkan protokol kesehatan agar para wisatawan merasas nyaman saat liburan. Adapun penerapan yang dilakukan seperti melakukan pembukaan secara bertahap pada setiap tempat wisata, penerapan protocol CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety and Environmental Sustainbility) di tempat wisata, serta mendukung optimalisasi kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) di Indonesia.
Selain dari sektor pariwisatanya, kunci utama agar menarik minat wisatawan dan agar destinasi wisata dapat bertahan ditengah pendemi ini, para pelaku pariwisata dan Kementrian Pariwisata harus smemiliki kemampuan dalam beradptasi, inovasi dan kolaborasi yang baik. Pasalnya, saat ini pelaku masyarakat muai berubah dan dibarengi dengan tren pariwisata yang telah bergeser. Contohnya disaat pendemi para wisatawan lebih memilih liburan tanpa banyak bersentuhan dengan orang lain agar tetap aman yaitu staycation.
Itulah tadi penjelasan mengenai sosial media untuk promosi wisata di masa pemulihan pandemi. Kondisi seperti sekarang ini membuat para pelaku usaha dan Kementrian Pariwisata untuk terus mengupayakan bagaimana caranya agar tempat wisata yang ada di Indonesia tetap bertahan. Salah satunya dengan memaksimalkan penggunaan sosial media untuk terus melakukan branding pariwisata, agar terus berkembang dan tidak terlupakan masyarakat.
* Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring SE MM (Dosen S2 Ilmu Manajemen USU) dan Izuramana Hagatha Ginting SE (Mahasiswa S2 Ilmu Manajemen USU)
Discussion about this post