MEDAN, Waspada.co.id – Media massa memiliki peran penting dalam menyampaikan segala bentuk informasi ke masyarakat. Terlebih lagi menyangkut pinjaman online (Pinjol) yang akhir-akhir ini menjadi sorotan pemerintah. Pasalnya, banyak masyarakat yang terjebak akibat bujuk rayuan para kreditur dengan syarat mudah dan cepat.
Ketua Bidang IT PWI, Auri Jaya, mengatakan program pelatihan yang mengusung tema ‘Mengenal Fintech Lending Sebagai Alternatif Pendanaan Masyarakat’ hasil kolaborasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) sangat menarik. Sebab, situasi sekarang ini perlunya pemahaman yang lebih intens mengenai hal tersebut.
“Fintech ini makhluk baru, karena banyak kemunculan platform terkait keuangan. Pinjol menjadi kasus yang sangat luar biasa, karena cara menagihnya dengan cara-cara yang tidak lazim. Ini perlu pendalaman yang lebih dari OJK, Pinjol seperti apa yang diperbolehkan OJK,” katanya saat memberikan kata sambutan mewakili PWI di Hotel JW Mariot, Senin (28/3).
Auri menambahkan, pelatihan ini merupakan pilot project pertama antara OJK dan PWI. Pihaknya pun berharap kerja sama seperti terus dijalanakan, sebab OJK dan media massa saling membutuhkan.
Direktur Hubungan Masyarakat OJK, Darmansyah, mengaku pelatihan yang dilaksanakan hari ini untuk meningkatkan literasi kepada wartawan di Sumatera Utara. Katanya, media massa dan OJK saling mendukung. Dengan pelatihan ini dapat memahami bagaimana proses perizinan financial technology (fintech).
“Karena literasi mengenai fintech sangat rendah di masyarakat, maka diperlukannya media massa mendapatkan ilmu tentang ini agar disampaikan langsung ke masyarakat melalui media masing-masing,” ujarnya.
Kepala OJK Regional 5 Sumatera bagian Utara, Yusup Ansori, menyebut fintech merupakan salah satu keunggulan sumber pendanaan bagi masyarakat yang kesulitan memenuhi persyaratan yang ditetapkan perbankan. Dengan adanya keberadaan pinjaman online legal, masyarakat sangat terbantu, terlebih lagi dalam menggerakkan roda perekonomian di masa pandemi Covid-19.
“Fintech di Sumut cukup tinggi, tersalurkan sekitar Rp6,97 tirliun atau 181 persen year on year. Dari sini upaya pemulihan ekonomi di Sumut terus berjalan. Ada sekitar Rp24,73 milar dana yang tertanam dalam setiap platform fintech,” tutupnya. (wol/mrz/d1)
editor: FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post