JAKARTA, waspada.co.id -Kurs rupiah berpotensi melemah di awal pekan akibat tensi geopolitik yang belum rampung.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan kurs rupiah juga berpotensi tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) karena sentimen investor pada selisih suku bunga antara Indonesia dan AS.
“Diperkirakan rupiah masih akan cenderung melemah di hari Senin, meskipun sentimen interest rate differential akan mereda setelahnya,”
“Berdasarkan data historikalnya, sentimen interest rate differential cenderung bersifat temporer,” ujar Josua.
Perdagangan Jumat (18/3), kurs rupiah Jisdor berada di Rp 14.340 per dolar AS, sama dengan posisi kurs rupiah spot.
Kurs rupiah Jisdor melemah 0,35% dari hari sebelumnya dan melemah 0,24% dalam sepekan.
Kurs rupiah harus berakhir melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang pekan ini.
Pergerakan kurs rupiah diwarnai keputusan suku bunga sejumlah bank sentral dunia.
Kurs rupiah spot melemah 0,26% ke Rp 14.340 per dolar AS ketimbang penutupan perdagangan hari sebelumnya Rp 14.302 per dolar AS.
Dalam sepekan, nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,27%.
Menurut Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan selama pekan ini, rupiah cenderung bergerak sideways di tengah sentimen hawkish Federal Reserve
Dan arah kebijakan Bank Indonesia (BI). Menjelang rapat The Fed, pasar investor cenderung wait and see di awal pekan.
“Pascapengumuman The Fed, rupiah bergerak cenderung menguat di hari Kamis,” kata Josua.
Dia menambahkan, kurs rupiah melemah terbatas pada hari ini setelah BI mengumumkan suku bunga acuan tetap pada Kamis sore.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo pun mengatakan pergerakan rupiah pada pekan ini relatif stabil.
“Tiga peristiwa kebijakan suku bunga bank sentral AS, Inggris tidak memberi pengaruh yang berarti bagi rupiah,” ujar Sutopo.
Sutopo menyampaikan BI mempertahankan sikap kebijakan moneter yang akomodatif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah inflasi yang jinak.
“Bank Indonesia tetap mempertahankan suku bunga reverse repurchase 7-hari kuncinya tidak berubah,”
“Pada rekor terendah 3,5% pada 17 Maret 2022, seperti yang diperkirakan secara luas,” ucap Sutopo.
Josua menambahkan bahwa pasar keuangan global juga mencermati pembatasan aktivitas ekonomi/lockdown di China sejalan
Dengan kasus Covid-19 yang juga meningkat. Dia memperkirakan pekan depan rupiah akan berada di rentang Rp 14.300 per dolar AS-Rp 14.425 per dolar AS.
Sutopo memproyeksikan pekan depan rupiah akan berada dalam rentang Rp 14.250 per dolar AS-Rp 14.350 per dolar AS.[kontan/wol/w1n]
Discussion about this post