DELITUA, Waspada.co.id – Meski kasus Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) mulai meningkat signifikan belakangan ini, keterisian tempat tidur (BOR) di Sumut masih relatif aman atau rendah. Hingga saat ini, BOR di rumah sakit dan isolasi terpusat hanya 14,07%.
Hal itu disampaikan Gubernur Sumatera (Gubsu) Edy Rahmayadi saat mengikuti Rapat Koordinasi Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Luar Jawa Bali secara virtual di kediamannya, Minggu (13/2).
Per tanggal 12 Februari, kasus konfirmasi positif bertambah 955 kasus. Alhasil, kasus aktif di Sumut sebesar 4.728 kasus sedangkan BOR di rumah sakit dan isolasi terpusat hanya 73 orang dirawat dari kapasitas total 2.215 tempat tidur. Sementara itu, 4.486 orang menjalani isolasi mandiri.
“Keterisian rumah sakit relatif terkendali, tingkat keterisian atau BOR hanya sebesar 14,07%, masih jauh di bawah ambang maksimal yang dianjurkan WHO (60%),” kata Edy.
Selain kamar atau tempat tidur, ketersediaan oksigen di Sumut juga aman. Disebutkan, Sumut memiliki ketersediaan sebanyak 49.843 meter kubik oksigen di saat kebutuhan mencapai 10.889 meter kubik per hari.
Untuk capaian vaksinasi di Sumut, dosis pertama sudah mencapai 90% dan 60% untuk dosis kedua. Namun hingga kini baru 12 kabupaten/kota yang capaian dosis keduanya sudah di atas 70%.
Gubernur Sumut juga melaporkan sudah membuat edaran kepada kepala daerah di 33 kabupaten/kota mengenai 10 langkah antisipasi lonjakan kasus Covid-19.
Di antaranya, menghentikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) apabila hasil surveilance di sekolah di atas 5%. Lalu, swab RT-PCR bagi pelaku perjalanan dari DKI Jakarta, Jawa, dan Bali di bandara, pelabuhan, dan terminal bus serta mengaktifkan isolasi terpusat untuk pasien yang tidak memenuhi syarat klinis dan rumah.
Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan puncak kasus Covid-19 pada dua hingga tiga minggu ke depan akan pindah ke luar Jawa dan Bali. Untuk itu, Pemerintah Daerah perlu mempercepat vaksinasi.
Berdasarkan pengalaman di Jawa dan Bali, orang-orang dengan gejala berat biasanya kurang lengkap vaksin dan memiliki komorbid. Selain itu, Airlangga juga meminta kepala daerah mengimbau masyarakat terus menjalankan protokol kesehatan serta penggunaan aplikasi pedulilindungi harus ditingkatkan.
Menko juga berharap orang tanpa gejala atau gejala ringan isolasi mandiri di rumah. Untuk itu, ketersediaan obat-obatan sangat penting dan harus dipersiapkan. Disebutkan, Kementerian Kesehatan akan menyiapkan telemedisin untuk dikembangkan di seluruh kota-kota terutama yang aglomerasi.
(wol/aa/d2)
Editor AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post