Waspada.co.id – Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Suharyanto mengatakan, Jawa Barat saat ini menjadi provinsi tertinggi penyumbang kasus Corona di Indonesia. Dia mengatakan, Jawa Barat mengalami peningkatkan kasus konfirmasi positif Covid-19 yang cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir.
“Jawa Barat menduduki peringkat tertinggi dalam penambahan kasus konfirmasi positif, sehingga kita harus segera kembali bekerja keras hingga Jawa Barat kembali kondusif,” katanya dikutip dari siaran pers BNPB, Minggu (20/2).
Dalam kunjungannya ke Bandung, Suharyanto membagikan masker sebanyak 200.000 lembar kepada masyarakat. Masker ini dibagikan pada 20 titik di Kota Bandung. Tidak tertutup kemungkinan, jumlah masker dan titik pembagian akan ditambah sesuai dengan kebutuhan.
Dia menyampaikan, penambahan kasus konfirmasi Covid-19 nasional saat ini sudah melebihi puncak gelombang kedua. Gelombang kedua dipicu Covid-19 varian Delta, sementara saat ini disebabkan Omicron.
Meski kasus Covid-19 melonjak tajam, Suharyanto mengklaim angka kematian lebih rendah dibandingkan gelombang Delta. “Jumlah korban meninggalnya tidak seperti Covid Varian Delta,” ucapnya.
Suharyanto mengimbau, masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan di tengah laju peningkatan kasus Covid-19. Selain itu, masyarakat perlu mengikuti vaksinasi Covid-19.
“Vaksin salah satu benteng utama dalam pencegahan Covid, namun bukan berarti sudah vaksin tidak akan terkena covid, kita tetap harus menegakan prokes, prokes yang utama adalah pakai masker, apapun kegiatannya harus tetap pakai masker,” tegasnya.
Kasus Covid-19 di Kabupaten Bogor
Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor mencatat, tambahan kasus positif Covid-19 selalu di atas 1.000 orang setiap hari yang terjadi sejak akhir Januari 2022.
Terakhir, pada Sabtu, 19 Februari 2022 terdapat 1.314 tambahan kasus baru. Meski begitu, Bupati Bogor, Ade Yasin menilai, dalam gelombang ketiga Covid-19 ini, minim angka kematian.
“Memang tinggi, tapi dominan melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah masing-masing. Memang dalam gelombang ketiga ini, penularannya cepat tapi tidak seganas varian Delta tahun lalu,” kata Ade Yasin, di tempat terpisah, Minggu (20/2).
Dia menilai, kebanyakan mereka yang positif belum mengikuti vaksinasi lengkap. Meski sudah divaksin tidak menjamin tidak akan terpapar virus, namun mampu mengurangi tingkat fatalitas jika terpapar.
“Makanya kita dorong terus vaksinasi. Terutama booster ya. Karena banyak yang sudah lewat enam bulan setelah vaksin dosis 2 tapi belum di booster,” kata Ade.
Kata Ade, sejauh ini realisasi vaksinasi di Kabupaten Bogor telah mencakup 6.076.045 orang, terdiri dari dosis 1 sebanyak 3.613.946 orang dan dosis kedua 2.378.582 orang.
“Itu untuk semua jenjang usia ya. Realisasinya sudah di atas 70 persen. Kalau booster memang masih minim. Karena baru mulai kan awal-awal Februari,” jelas Ade. (merdeka/rls/d2)
Discussion about this post