AMSTERDAM, Waspada.co.id – Sejumlah negara di Eropa pada Minggu (27/2) dilaporkan akan menutup wilayah udaranya bagi pesawat-pesawat Rusia sebagai respons atas invasi negara itu di Ukraina.
Menteri Transportasi dan Komunikasi Finlandia, Timo Harakka, mengatakan bahwa negaranya sedang bersiap menutup wilayah udaranya.
Keputusan menutup wilayah udara dilakukan Finlandia melihat kemungkinan aksi balasan Rusia akan sangat merugikan maskapai Finlandia, Finnair, yang strategi utamanya terbang dari Eropa menuju Asia melalui Rusia.
Sejumlah negara Eropa seperti Lithuania dan Latvia juga melarang maskapai Rusia melintasi wilayah udaranya. Sementara itu, Jerman dan Republik Ceko juga bersiap melakukan hal serupa.
Menteri Infrastruktur Belanda, Mark Harbers, menyebutkan bahwa Belanda juga akan mengikuti jejak negara lain di Eropa menutup jalur udara bagi pesawat Rusia mulai Minggu malam.
“Tidak ada tempat di wilayah udara Belanda untuk rezim yang melakukan kekerasan brutal dan tidak perlu,” kata Harbers.
“Oleh karena itu, Belanda bersiap menutup wilayah udaranya untuk pesawat Rusia malam ini,” seperti dilansir dari Antara, Minggu (27/2).
Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan untuk mendepak Rusia dari sistem pembayaran antarbank yang dijuluki SWIFT. Presiden AS Joe Biden sempat menahan langkah ini karena keprihatinan sekutunya di Eropa.
Langkah ini akan mengisolasi Rusia di panggung dunia dan berdampak luas pada perekonomiannya. Namun, kekhawatiran itu sepertinya berkurang ketika pasukan Rusia bergerak untuk mengepung Kiev.
Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson menyerukan negara-negara mengeluarkan Rusia dari sistem transfer perbankan SWIFT “untuk menimbulkan kerugian sebesar-besarnya. Menteri Luar Negeri Luxembourg Jean Asselborn mengatakan perdebatan mengenai SWIFT belum tuntas.
AS pun mengumumkan akan membekukan aset-aset Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov. Aksi itu diambil menyusul langkah serupa yang diambil oleh Uni Eropa dan Inggris.
Menurut kantor berita RIA, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan sanksi-sanksi terhadap Putin dan Lavrov mencerminkan ketidakmampuan Barat dalam hal kebijakan luar negeri. (wol/aa/d2)
editor AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post