MEDAN, Waspada.co.id – Gerakan Mahasiswa Bersatu Masyarakat Sumatera Utara berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumut (Gubsu), Senin (10/1). Aksi itu dilakukan dengan membawa beberapa ekor bebek sebagai bentuk kritikan terhadap kinerja Bupati Langkat, Terbit Rencana Pengaringangin.
Koordinator aksi, Yudi Wiliam Pranata, mengatakan, aksi yang mereka lakukan dengan membawa bebek adalah bentuk kritik dengan lambannya kinerja Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin-Angin.
“Kami menyerahkan bebek, karena kami anggap Pemkab Langkat sangat lambat. Filosofinya, bebek lambat jalan, banyak cakap, kenyang dan ribut,” kata Yudi saat diwawancarai.
Disebutkan Yudi, terdapat 108 infrastruktur saat ini di Kabupaten Langkat dan 38 desa yang minim merasakan kesejahteraan. Seperti, kawasan Bukit Lawang merupakan objek wisata terkenal sampai tingkat mancanegara, namun, aksen jalan di wilayah itu hancur lebur.
Ia meminta, kepada Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi untuk memberikan rapor merah kepada Bupati Langkat, karena selama ini Bupati Langkat tutup mata terhadap fakta yang ada.
Harapannya, Bupati Langkat dipanggil untuk bertanggung jawab terhadap infrastruktur di Langkat. Ada beberapa pejabat yang juga terjerat kasus korupsi, tapi tak ditangani secara intens. “Dugaan korupsi senilai 18 miliar dari seluruh dinas. Sampai saat ini kita tidak tahu kemana uang anggaran tersebut,” ungkapnya.
Staf Fungsional Biro Hukum Pemprov Sumut, Tondi Sigiro, menjelaskan, pihaknya akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi. “Ini perlu proses, nanti akan disampaikan ke Gubernur Sumut,” pungkasnya. (wol/man/data3)
editor : FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post