TARUTUNG, Waspada.co.id – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi mengingatkan perbedaan keyakinan dan budaya merupakan pilihan semua orang. Namun, kondisi itu perlu dilengkapi hadirnya kasih sayang sesama manusia yang memberikan manfaat satu sama lain.
Demikian disampaikan Edy saat menghadiri Ibadah Syukur Awal Tahun 2022 Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Sopo Nomensen, Kantor Pusat HKBP Pearaja, Tarutung, Selasa (4/1). Turut hadir Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, Ephorus HKBP Robinson Butarbutar, dan Menko Marves Luhut B Pandjaitan via video konferensi jarak jauh.
Pada acara ibadah dengan Topik ‘Sehati, Sepikir dalam Satu Kasih, Satu Jiwa dan Satu Tujuan’ itu, Gubsu menyampaikan perbedaan dirinya sebagai pemeluk agama Islam dengan penganut agama lain tidak menjadikan keakraban hubungan renggang atau bertentangan. Menurutnya, manusia harus bisa menjalin persahabatan dan persaudaraan.
“Soal agama itu pilihan, tetapi menjadi orang Sumatera Utara itu takdir. Jadi agama itu ada jalannya masing-masing, tentu ada perbedaan di dalamnya. Saya mau sampaikan bahwa orang terbaik adalah yang bermanfaat bagi orang lain,” ujar Edy.
Pada 2022 yang ditetapkan HKBP sebagai Tahun Kesehatian, Gubernur Sumut menyampaikan hubungan judul tersebut dengan kasih sayang, siapapun orangnya. Karena itu, Edy menekankan pentingnya rasa persaudaraan khususnya di Sumatera Utara.
“Yang penting untukmu agamamu, untukku agamaku. Dalam kehidupan ini, kita harus bersaudara sebagai sesama manusia. Terima kasih, selamat Natal dan Tahun Baru. Demi Tuhan, saya ingin akrab. Jangan dipelesetkan omongan saya ya,” tegasnya.
Terakhir, Edy menuturkan pengalamannya saat bertugas di Papua yang hampir 90% penduduknya menganut agama Kristen. Meskipun berbeda agama, dirinya mengaku nyaman tinggal di sana dan harmonis dalam bernegara.
Pdt Robinson Butarbutar menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Gubsu yang mengajak semua warga mengedepankan persahabatan dan persaudaraan. Ditekankan, keduanya dibutuhkan dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat.
“Sebagai Ephorus, saya sangat merasakan kasih sayang Bapak (Gubernur) kepada HKBP. Tahun lalu, bapak datang dan kami pun diterima di rumah gubernur. Tahun ini datang, fasilitasnya pun dikirim untuk membantu seluruh HKBP mengikuti acara ini,” sebut Pdt Robinson.
Dari jarak jauh, Menko Marves Luhut B Pandjaitan menyampaikan agar seluruh jemaat HKBP kompak dan tidak egois. Jika semua manusia punya sifat egois, dalam kebersamaan seluruhnya harus mengedepankan kepentingan yang lebih besar dan tidak ada yang merasa paling hebat.
“Kita harus seperti tim sepakbola, tidak semua jadi penyerang. Begitu juga HKBP, suksesnya ini bukanlah sukses ephorus, tetapi HKBP karena dia tidak bisa bekerja sendiri. Mental kebersamaan harus kita terapkan,” kata Luhut. (wol/aa/data3)
editor AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post