Waspada.co.id – Pada era serba digital seperti sekarang ini, membaca tidak hanya dilakukan dengan membaca buku fisik, namun dapat membaca melalui platform digital. Untuk memudahkan pembaca, telah banyak penulis yang menjual bukunya secara digital. Selain langsung dari penulis, pembaca juga dapat membaca melalui platform digital iPusnas.
iPusnas merupakan aplikasi perpustakaan digital (ePustaka) yang dimiliki oleh Badan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) yang telah ada sejak tahun 2016. Perpusnas bekerjasama bekerjasama dengan Aksaramaya untuk mengembangkan aplikasi iPusnas.
iPusnas lebih dari sekadar aplikasi pembaca buku digital biasa. Sebagai aplikasi pustaka, iPusnas sudah dilengkapi dengan eReader sehingga kita tidak perlu memasang aplikasi eReader lain di gawai untuk membaca eBook.
Aplikasi iPusnas dilengkapi dengan fitur media sosial. Di dalamnya, pembaca dapat berinteraksi ataupun menjalin pertemanan dengan pengguna/pembaca buku lainnya. Selain itu pada fitur pertemanan ini juga dilengkapi dengan sarana untuk mengirimkan pesan. Tak hanya mengirim pesan kepada antar pembaca, namun pembaca juga diberi akses mengirim pesan kepada penulis buku yang sudah selesai dibaca.
Untuk kamu yang mudah bosan membaca novel atau buku yang tebal, membaca cerita pendek dapat menjadi solusi agar kamu tetap dapat membaca. Berikut beberapa cerita pendek karya penulis Indonesia yang dapat baca di iPusnas.
1. Rectoverso: 11 Cerita Pendek Dee – Dee Lestari
Mahakarya unik dari Dee Lestari ini merupakan hibrida dari fiksi dan musik. Terdiri dari sebelas cerita pendek dan sebelas lagu yang bisa dinikmati secara terpisah maupun bersama-sama. Keduanya saling melengkapi bagaikan dua imaji yang seolah berdiri sendiri, tetapi sesungguhnya merupakan satu kesatuan.
2. Malam Terakhir – Leila S. Chudori
Cerita pendek karya Leila ini bercerita tentang kejujuran, keyakinan, tekad, prinsip dan pengorbanan. Dengan alur cerita yang menarik, Leila mengangkat cerita tentang mengapa hanya kesetiaan wanita yang dipersoalkan. Selain cerita yang berhasil menghipnotis pembaca, Leila juga bermain dalam khayalan melalui lukisan-lukisan yang sangat kasat mata.
3. Orang-Orang Bloomington – Budi Darma
Orang-orang Bloomington merupakann karya penting dari Budi Darma. Melalui cerita-cerita yang ditulis pada periode akhir 1970an ini, pembaca tidak hanya diajakn menjajaki pergolakan emosional para tokoh di dalamnya, tetapi juga menyelami berbagai permasalahan humanistik mereka dalam berhubungan dengan lingkungan dan sesame.
4. Mata yang Enak Dipandang – Ahmad Tohari
Buku ini merupakan kumpulan lima belas cerita pendek Ahmad Tohari yang tersebar di sejumlah media cetak pada tahun 1983 hingga 1997. Sama seperti novelnya yang lain, cerita pendeknyapun memiliki ciri khas, Ia selalu mengangkat kehidupan orang-orang kecil atau kalangan bawah dengan segala lika-likunya. Ahmad Tohari melukiskan kisah dengan simpati dan empati yang memikat emosi pembaca.
5. Larutan Senja – Ratih Kumala
Dalam alam imajinasi Ratih Kumala menceritakan bahwa bumu ini terdiri dari berbagai larutan yang ditemukan oleh sekelompok penemu di langit. Salah seorang penemu menciptakan larutan gerak agar manusia bisa bergerak, angin bertiup dan laut bergelombang. Penemu ini juga menemukan larutan yang rasanya tidak manis seperti siang, tidak pahit seperti malam, namun memiliki warna elegan. Larutan tersebut ia beri nama larutan senja.
Membaca merupakan aktivitas yang memiliki segudang manfaat. Salah satunya membaca memiliki manfaat untuk kesehatan juga dapat meningkatkan kecerdasan otak. Karena sebenernya dengan membaca akan memaksa otak kita untuk berkonsentrasi, namun hal tersebut bagus untuk melatih fungsi otak. (wol/ond/d2)
Discussion about this post