Waspada.co.id, NIKOSIA – Ilmuwan Eropa mengklaim telah menemukan 25 kasus strain Covid-19 yang dijuluki “Deltacron”. Varian ini adalah kombinasi antara Delta dan Omicron.
Profesor Bioteknologi dan Virologi Molekuler Siprus, Leondios Kostrikis adalah ilmuwan yang menemukan kemunculan varian tersebut.
Varian baru Covid-19 kembali ditemukan. Bukan berasal dari mutasi baru, tapi justru gabungan antara dua varian yang sudah beredar, yakni, omicron dan delta.
Gabungan varian tersebut pertama kali ditemukan oleh Profesor ilmu biologi di Universitas Siprus, Leondios Kostrikis.
Ia menyebut strain gabungan itu sebagai ‘deltacron’, karena tanda genetiknya mirip omicron dalam genom delta, kata Bloomberg.
“Saat ini ada koinfeksi Omicron serta Delta dan kami menemukan strain ini yang merupakan kombinasi dari keduanya,” kata dia saat diwawancara Sigma TV pada Jumat (7/1), dilaporkan Bloomberg, Ahad (9/1).
Kostrikis menamakan varian tersebut sebagai Deltacron. Sebab tanda-tanda genetik mirip Omicron ditemukan dalam genom Delta.
Dia menyebut, sekitar 25 kasus Deltacron telah ditemukan.
“Tapi terlalu dini untuk mengatakan seberapa merusak strain (Deltacron) ini,” ucapnya.
Belum lama ini, Israel juga menemukan kasus “Flurona”. Dalam kasus tersebut, seseorang terinfeksi Covid-19 dan virus influenza pada saat bersamaan.
Para ahli mengatakan, kasus Flurona kemungkinan akan tumbuh karena penyebaran cepat varian Omicron.
Saat ini Omicron telah menjadi varian dominan di sejumlah negara Eropa. Hal itu menyebabkan sejumlah negara di Benua Biru itu kembali menerapkan lagi karantina wilayah (lockdown) untuk menahan kemunculan gelombang baru.
Sejauh ini dunia sudah mencatatkan 305 juta kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 5,48 juta jiwa. (wol/republika/ril/data3)
Discussion about this post