MEDAN, Waspada.co.id – Meski risiko perkembangan Covid-19 masih harus diwaspadai dengan varian baru Covid-19 dengan belum tercapainya target herd immunity. Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) optimis perekonomian Sumatera Utara akan membaik di tahun 2022.
“Isu perubahan iklim global menjadikan penerapan ekonomi hijau (green economy), perlu menjadi perhatian. Sehingga berdampak pada strategi menjaga kelangsungan produksi pertanian dan perkebunan di Sumut,” tutur Kepala BI Perwakilan Provinsi Sumut, Soekowardojo, Jumat (3/12).
Pemulihan sektor prioritas Sumut masih memerlukan dukungan pembiayaan dari perbankan. Dengan berbagai tantangan yang ada, Sumut perlu terus menguatkan sinergi untuk membangun optimisme akselerasi pemulihan ekonomi melalui 8 rekomendasi strategi penguatan.
Yakni, percepatan dan perluasan vaksinasi yang perlu terus didorong dengan tetap mensosialisasikan penerapan protokol kesehatan, percepatan pelaksanaan bantuan pengurusan ISPO bagi petani sawit, pengembangan food estate dan integrated farming sebagai upaya menjaga keberlanjutan produksi serta hilirisasi industri komoditas utama yang perlu terus didorong.
“Pemanfaatan alternatif pembiayaan yang inovatif untuk pembangunan daerah, akan memperkuat program kerja TPID dalam peta jalan pengendalian inflasi melalui program 4K dan Pekan Horas Tani, dengan perlunya koordinasi antar stakeholder dalam perluasan pembukaan aktivitas pariwisata berbasis CHSE dan terbentuknya TP2DD di seluruh kabupaten/kota di Sumut,” katanya.
“Serta perlu adanya pemetaan komoditas dan industri potensial yang melibatkan kerja sama antar kabupaten dan kota dalam satu rantai pasok, sehingga mampu menjadi embrio pengembangan aglomerasi di Sumut,” imbuhnya.
Dengan kondisi perekonomian Sumut di tahun 2021 yang sudah memasuki triwulan IV akan bertumbuh dikisaran 2,5-3,3%, diperkirakan akan meningkat di tahun 2022.
Akselerasi ini didukung oleh perbaikan permintaan domestik dan pertumbuhan ekonomi global yang menguat. Selain itu, optimisme pencapaian herd immunity di Maret 2022 seiring akselerasi vaksinasi diyakini juga akan mendorong perbaikan ekonomi.
Sementara dari sisi investasi swasta, pada tahun 2022 juga diperkirakan akan semakin terakselerasi seiring iklim investasi yang kondusif akan tercermin dari kemudahan perizinan, kepastian hukum dan tenaga kerja yang kompetitif. Hal ini sebagai upaya implementasi peraturan daerah turunan Undang-undang Cipta Kerja.
Ia juga menambahkan, jika dilihat dari sisi eksternal, perbaikan ekonomi global terutama negara mitra dagang akan mendorong permintaan komoditas ekspor utama. Seperti, kelapa sawit, kopi, dan karet di tengah harga komoditas yang diperkirakan masih tinggi.
“Seiring membaiknya sisi permintaan, maka seluruh lapangan usaha utama diprediksi akan mengalami akselerasi. Pelonggaran pembatasan kegiatan di daerah yang disertai dengan semakin terkendalinya kasus Covid-19 akan diprediksi mampu menghidupkan kembali kegiatan ekonomi di berbagai sektor,” tambahnya.
Sementara itu, dari sisi elektronifikasi transaksi, BI Sumut mencatat adanya jumlah merchant yang menggunakan QRIS sudah mencapai 530. 853 merchant atau 109,11%.
“Capaian yang sudah melebihi target ini tentunya berkat kerja keras kita bersama dan ini membuahkan prestasi yang diraih Pemerintah Sumut sebagai provinsi terbaik Implementasi QRIS di Sumatera,” tandasnya. (wol/eko/ril/data3)
Editor : FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post