MEDAN, Waspada.co.id – Direksi Perusahaan Umum Daerah (PUD) Pasar Kota Medan kembali melakukan inspeksi mendadak ke pasar-pasar tradisional di Kota Medan.
Kamis (14/10), Pasar Kwala Bekala yang mendapatkan giliran. Sesampainya di lokasi, Direktur Utama (Dirut) PUD Pasar Suwarno, didampingi Direktur Keuangan/Administrasi Fernando Napitupulu, tampak langsung melihat kondisi kebersihan pasar. Mengingat, Wali Kota Medan, Bobby Nasution, tengah menggalakkan program Pasar Bersih di Kota Medan.
“Saya minta agar setiap pasar di Kota Medan, termasuk Pasar Kwala Bekala untuk menjaga kebersihan dengan merutinkan kegiatan gotong-royong. Jangan lagi ada sampah berserakan, tolonglah, kita betul-betul mau semua pasar di Kota Medan menjadi pasar yang bersih,” ucapnya.
Saat itu juga, Suwarno dan Fernando mendapati drainase yang tak lagi berfungsi mengalirkan air dengan lancar. Sehingga pada sejumlah ruas jalan di dalam pasar, tampak menggenang air di jalan yang dilalui pengunjung. Selain berbau, pasar dengan kondisi jalan yang rusak tersebut juga tampak terlihat kumuh.
“Kami meminta Kepala Pasar (Kwala Bekala) supaya merutinkan gotong royong di sini. Jadi ke depannya jangan lagi ada sampah berserakan. Kita jaga sama-sama kebersihan di pasar ini. Kita sama-sama tahu, kebersihan merupakan salah satu program prioritas dari bapak Wali Kota,” ujarnya.
Selain itu, jajaran direksi juga meminta agar setiap kendaraan yang parkir di kawasan tersebut harus memarkirkan kendaraannya di areal yang sudah disediakan. Mengingat di sejumlah pasar lainnya, Direksi PUD Pasar kerap kali menemukan banyaknya kendaraan yang parkir sembarangan di tengah jalan hingga mengganggu fasilitas umum.
Selain itu, Suwarno juga meminta Kepala Pasar untuk menghilangkan praktik pungli di setiap pasar. Hal itu dikatakan Suwarno, karena adanya menemukan lapak liar yang berada di tepi jalan, termasuk di Pasar Kwala Bekala. Akibat adanya lapak liar itu, pembeli memilih untuk berbelanja di tepi jalan dan tidak masuk ke dalam pasar.
Padahal, lapak yang ada di dalam pasar merupakan lapak resmi yang retribusinya masuk ke kas daerah. Sedangkan untuk lapak liar, kutipan yang dilakukan justru masuk ke ‘kantong-kantong’ oknum tertentu.
“Hilangkan pungli. Beberapa waktu lalu Pak Wali minta pungli harus disikat di pasar, kami harap di pasar ini tidak ada terjadi pungli. Lapak liar harus diberantas, semua harus tertib berjualan di dalam pasar,” pungkasnya.(wol/mrz/data3)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post