LABUHANDELI, Waspada.co.id – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sumatera Utara, Nawal Lubis, mengatakan industri kerajinan berpotensi besar sebagai penggerak ekonomi dan mendorong tumbuhnya wirausaha baru.
Karena itu, perlu terus dikembangkan agar menyerap tenaga kerja yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Demikian disampaikan Nawal saat menghadiri Pelatihan Pembuatan Batik Bagi Industri Kecil Menengah (IKM) Fashion di Saung Besar, Desa Wisata Pematang Johar, Kecamatan Labuhandeli, Kabupaten Deliserdang, Rabu (8/9).
“Kabupaten Deliserdang kaya akan warisan budaya yang bisa dikembangkan menjadi industri budaya. Potensi budaya ini bisa menjadi modal bagi ibu-ibu pengrajin batik untuk menjadi inspirasi dalam pembuatan motif batik yang akan dihasilkan,” katanya.
“Pembatik bisa berinovasi menghasilkan batik menggunakan pewarna alami dan ikon daerah, seperti pohon mangrove. Saya yakin pembatik di sini telah banyak menggunakannya,” sebut Nawal.
Disampaikan, Dekranasda Sumut terus berupaya memfasilitasi pengrajin yang ada di Sumut untuk berkembang menjadi lebih kreatif dan inovatif. Dengan demikian, para pengrajin mampu memiliki brand dan menghasilkan produk-produk yang disukai pasar. Nawal berharap pengrajin memanfaatkan pelatihan sebagai modal meningkatkan kreativitas dalam pembuatan batik.
Kadis Perindustrian Sumut, Aspan Sofian, mengatakan kegiatan ini upaya meningkatkan kompetensi bagi pengrajin khususnya batik di Sumut. Selain itu menambah wawasan pengrajin dan calon pengrajin, sehingga diharapkan memiliki daya saing memenuhi pasar batik yang sudah ada.
“Pelatihan ini kita harapkan adanya ide-ide terbaru motif batik, sehingga ada kebanggaan memakai produk asli Sumut,” sebutnya.
Kadis Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deliserdang, Tengku M Zaki Aufa, menjelaskan pengrajin batik di Desa Pematang Johar lebih banyak menghasilkan batik motif sawah. Zaki juga menyampaikan Pemkab Deliserdang telah mendapatkan motif batik khas Kabupaten Deliserdang, yakni pohon atau daun serdang dan motif daun siri.
“Nama Serdang itu berasal dari Kerajaan Serdang yang bermula dari pohon serdang, sedangkan motif daun siri mengingatkan suku asli Kabupaten Deliserdang adalah Melayu, Karo, dan Simalungun yang menjadi perlambang adat,” katanya. (wol/aa/data3)
editor AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post