JAKARTA, Waspada.co.id – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa melaksanakan teleconference pasca penyerangan Pos Koramil Kisor, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat bersama Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa beberapa waktu lalu.
Dalam rapat virtual itu dibahas kronologis kejadian hingga rencana KSAD mengevaluasi prosedur pengamanan Pos Koramil TNI AD. Andika juga berencana melengkapi Prajurit TNI AD dengan persenjataan terutama di daerah perbatasan rawan ancaman.
“Jadi senjata itu bukan indikator apapun, senjata itu hanya sebagai peralatan perorangan yang memang dimiliki oleh prajurit yang bertugas dan itu bukan hanya di Papua Barat, di Jawa, Jakarta sekalipun ada Koramil itu membawa senjata,” ujar Andika dalam video yang diunggah TNI AD, Rabu (29/9).
Lebih jauh dipaparkan Jenderal Andika,TNI AD harus segera berbenah selepas insiden penyerangan tersebut. Menurut dia, insiden itu sudah cukup menjadi pelajaran bagi para prajurit dalam menghadapi tugasnya.
“Oke mas Nyoman, ya karena tak bagus kalau kita tidak melakukan perubahan. Insiden kemarin sudah cukup bagi saya untuk memberikan pembelajaran bagi kita,” bebernya.
KSAD menambahkan, prajurit TNI AD harus terus melakukan tugas pokok sesuai ketentuan, dan tetap menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat serta negara secara maksimal.
“Memenangkan kultur atau satu budaya dimana kita menjunjung tinggi persahabatan bahwa dalam hidup kita itu lebih baik kita bersahabat punya toleransi satu sama lain saling bantu itulah yang kita perjuangkan di Pos Koramil Persiapan ini tidak ada yang lain,” tuturnya.
Keesokan harinya Andika dan Cantiasa kembali menggelar teleconference guna mendapatkan informasi terkini terkait arahan yang sebelumnya diberikan sampai hingga re-disposisi dan re-komposisi Satgas BKO Teritorial yang akan bertugas di Koramil Persiapan Kodam XVIII/Kasuari. Cantiasa menyebut kondisi Papua Barat sudah aman terkendali dan kondusif.
“Untuk situasi lapangan di Maybrat sementara ini wilayah Papua Barat kondusif terkendali, dan senjata sesuai petunjuk mulai kita sudah hitung-hitung untuk mereka kita perkuat beberapa pucuk. Kemudian Satgas BKO jumlah 700 kemudian yang rencana re-disposisi adalah 269. Inilah yang akan mempertebal Koramil-Koramil,” ungkap Cantiasa.
Andika memaparkan, ke depan senjata yang dipegang prajurit akan dipasangkan masing-masing. Menurut dia, hal itu akan mempermudah ketika Danos melakukan koordinasi.
“Jadi lebih baik kita desain senjata ini berpasangan. Jadi dalam menugaskan pun Danpos memberikan tugas ke mereka itu lebih fleksibel, penugasan pun sudah tinggal berpasangan,” pungkasnya. (okz/ags/data3)
Discussion about this post