MEDAN, Waspada.co.id – Masyarakat nelayan berharap kepada pemerintah agar segera normalisasi Muara Pantai Belawan untuk mengatasi dampak banjir rob atau pasang laut.
Tokoh Masyarakat Nelayan, Nazarudin mengatakan, banjir rob yang terjadi secara terus menerus merupakan dampak pengaruh alam. Namun, ketinggian volume air pasang yang meluas di pemukiman masyarakat disebabkan tidak adanya perhatian serius dari pemerintah daerah.
“Sudah seharusnya normalisasi muara Pantai Belawan dilakukan, Sehingga bisa memberikan dampak baik bagi masyarakat terhadap luapan air pasang yang sudah meluas di daratan Belawan,” harap Nazarudin, Kamis (9/9).
Diakuinya, sudah bertahun-tahun kawasan muara tidak pernah dilakukan pengerukan. Sehingga pengendapan lumpur semakin tinggi, menjadikan kawasan beting telah menutup alur di perairan Pantai Belawan.
“Kalau memang pemerintah serius mengatasi dampak rob di Belawan, sebelum program pembentengan belum terlaksana, setidaknya pengerukan muara dulu dilakukan,” pinta pria yang berprofesi sebagai nelayan.
Hal senada juga dikatakan Ketua Forum Masyarakat Nelayan Indonesia Mandiri (Formanelim) Sumatera Utara, Alfian MY. Menurutnya, kedangkalan muara Pantai Belawan disebabkan lalu lintas kapal besar membawa lumpur di dasar laut ke permukaan saat akan akan bersandar di Pelabuhan Belawan.
“Selama ini kita sudah tahu, pelabuhan adalah tanggung jawab Pelindo selaku pengelola. Namun, normalisasi muara tidak pernah dilakukan, sehingga kedangkalan muara sangat memberikan dampak buruk bagi masyarakat nelayan dan masyarakat yang tinggal di pesisir Pantai Belawan,” cetus Alfian.
Aktivis nelayan ini menegaskan, sedimentasi yang terjadi permukaan laut tidak hanya merusak alur, tetapi membuat biota laut musnah. Sehingga mengganggu mata pencaharian nelayan di pinggiran. Untuk itu, ia berharap kepada perusahaan BUMN atau pemerintah untuk segera bersinergi melakukan normalisasi muara di Pantai Belawan.
Harapan Alfian, dengan adanya normalisasi muara di Pantai Belawan, akan menjadikan kawasan pesisir dapat tertata dan genangan air mengalir dari hulu sungai tidak tertahan di hilir sungai yang akibatnya banjir darat dan banjir rob semakin tinggi di Kota Medan maupun Belawan.
“Kita sudah dengar adanya pembangunan tanggul rob. Kalau menunggu itu pasti lama dan masih perlu adanya kajian. Untuk sementara kita berharap saat ini agar difokuskan normalisasi muar, agar dampak banjir dapat teratasi. Kalau memang ada langkah yang mudah dengan normalisasi, untuk apa kita menunggu tanggul rob yang belum jelas kapan dibangun,” tegas Alfian mengakhiri. (wol/ril/data3)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post