LONDON, Waspada.co.id – Memasuki semifinal, berbagai hal berbau mistis dan magis yang membawa keberuntungan menjadi pembahasan. Bagi Inggris yang juga menjadi tuan rumah, magis mereka tak lain adalah jersey kandang berwarna putih.
Disebutkan bahwa Harry Kane cs tampil gemilang setiap kali mengenakan jersey putih. Sepanjang Euro 2020, Three Lions memang selalu mendapat keuntungan memakai warna putih. Terbukti, kekalahan belum pernah dialami tim asuhan Gareth Southgate.
Dalam dua laga terakhir, skuad Tiga Singa malah mengenakan jersey putih celana biru tua. Hasilnya, Jerman dan Ukraina dipaksa angkat koper lebih dini. Parahnya lagi, Ukraina dikalahkan empat gol tanpa balas.
Sebaliknya, kebangkitan dan kejutan Denmark selalu dikaitkan dengan insiden Christian Eriksen yang sempat kolaps di laga perdana kontra Finlandia. Namun, satu hal menarik yang tak luput dari pengamatan adalah baju hangat warna hitam milik pelatih Kasper Hjulmand.
Sejak mengenakan baju hangat tersebut, Tim Dinamit benar-benar meledak. Melawan Rusia di laga hidup mati grup dengan kondisi sudah dua kali kalah, Kasper Dolberg cs mengamuk dan menang 4-1 sekaligus lolos ke fase knockout.
Di 16 Besar, Denmark menghajar Wales 4-0 dan Republik Ceko menjadi korban di perempatfinal. Khusus melawan Ceko, Hjulmand awalnya hanya memakai kemeja putih. Di tengah pertandingan, pria berusia 49 tahun itu mencari baju hangatnya dan Denmark pun menang.
Terlepas disebut sebagai keberuntungan tim asuhannya, Hjulmand tegas membantah bahwa kemenangan juara Euro 1992 tersebut tidak ada kaitannya dengan baju hangat berwarna hitam tersebut. Hjulmand berdalih baju hangat hitamnya hanya pakaian biasa tanpa hubungan dengan takhayul atau mitos.
“Saya tidak memperhatikan kaus yang saya kenakan. Saya selalu punya alasan logis jika dikaitkan sedikit percaya takhayul, karena itu omong kosong. Akan tetapi kami menang, bisa jadi saya mungkin memakai baju hitam di Wembley,” kata Hjulmand, Selasa (6/7).
“Motivasi kami hanya ingin membungkam seisi stadion,” tutupnya. (wol/aa/dailymail/data3)
editor: AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post