HUMBAHAS, Waspada.co.id – Proyek pembangunan pelebaran Jalan Lapo Jereken – Buhit berbatasan Samosir menuju kawasan Food Estate tepatnya di Desa Riaria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), diduga tidak memiliki keselamatan kerja.
Proyek jalan sepanjang 8,59 km itu dikerjakan oleh PT Karya Murni Perkasa. Di lokasi tersebut, sejumlah pekerja proyek pembangunan pelebaran jalan terlihat mengabaikan keselamatan dirinya tanpa memakai sepatu safety dan sarung tangan. “Lagi dipesan lae (alat keselamatan kerja),” kata salah satu pekerja yang ditemui di lokasi.
Para pekerja hanya mengenakan helm dan rompi, mereka mengaku tetap mengupayakan keselamatan. “Adanya alat keselamatan kami, cuma sepatu dan sarung tangan lagi dipesan,” ucap pria yang menetap di Desa Riaria ini.
Pengawas proyek, Elman Simbolon yang dikonfirmasi menjelaskan, proyek yang mereka kerjakan di bawah naungan PT Karya Murni Perkasa. Mengenai pekerja Itu, menurutnya, sudah dilengkapi jaminan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang dilengkapi pihak perusahaan.
“Sebenarnya lengkap semua, tapi ada yang tidak pakai karena mungkin kepanasan,” katanya melalui sambungan telepon, Kamis (1/7).
Elman menuturkan, pihaknya selalu mematuhi aturan dalam melaksanakan pekerjaan. “Semua lengkap, tidak ada tidak, cuma malas aja mereka memakainya,” tandasnya.
Sementara itu, Andy Siregar, warga setempat meminta agar pihak perusahaan selaku pihak ketiga yang mengerjakan proyek tersebut untuk mematuhi peraturan K3. Ia mengharapkan dalam pembangunan jalan itu tidak mengganggu aktifitas warga yang melintas.
“Ini jalan umum yang terganggu, kita harapkan jangan terganggu,” harapnya.
Sekedar diketahui, pembangunan pelebaran jalan menuju kawasan Food Estate, Desa Riaria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan, dikerjakan oleh PT Karya Murni Perkasa dengan biaya Rp 69.974.145.150.
Pekerjaan pembangunan pelebaran jalan ini di bawah naungan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (B2PJN). (wol/ds/data3)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post