JAKARTA, Waspada.co.id – Keinginan Wakil Presiden Ma’ruf Amin soal kepulangan santri jelang hari raya Idulfitri tidak mendapatkan respon positif. Terbukti, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menegaskan bahwa aturan pengetatan dan larangan mudik berlaku untuk semua kalangan, termasuk para santri.
Diketahui awalnya, lewat juru bicara Masduki Baidlowi, Ma’ruf meminta agar para santri diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing agar bisa merayakan Idulfitri bersama keluarga. Dengan kata lain, dia menghendaki santri tidak dikenakan aturan larangan mudik yang berlaku pada 6-7 Mei.
Kemudian, Istana Wakil Presiden meralat. Masduki mengatakan kini Ma’ruf ingin santri difasilitasi kepulangannya oleh pemerintah. Tetapi tidak saat larangan mudik berlaku, melainkan saat pengetatan mudik, yakni 22 April-5 Mei.
“Bukan dispensasi pada masa larangan mudik yang telah ditetapkan pemerintah yaitu tanggal 6-17 Mei 2021. Namun dalam rentang pengetatan mudik 4-5 Mei 2021,” kata Masduki.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas lalu memberikan tanggapan. Menurutnya, aturan tentang pengetatan dan larangan mudik berlaku untuk semua kalangan. Termasuk santri yang selama ini tinggal di pondok pesantren.
Dia mengamini bahwa larangan mudik lebaran menuai kritik dari banyak pihak. Terlebih, tahun lalu masyarakat juga dilarang mudik lebaran karena alasan yang sama, yakni pandemi virus corona belum usai.
Akan tetapi, Yaqut mengatakan bahwa pergerakan jutaan santri yang pulang ke berbagai daerah dalam waktu bersamaan berpotensi memunculkan klaster-klaster baru penularan Covid-19. Yaqut lantas tidak ingin para santri mudik lebaran.
“Untuk itu kami meminta dengan sangat hormat kepada para pengasuh, santri, maupun orang tua santri untuk bisa memahami aturan ini demi menjaga keselamatan jiwa kita bersama dari ancaman paparan virus Covid-19,” kata Yaqut.
Yaqut juga meminta agar pihak pondok pesantren bisa memberikan pemahaman kepada para santri dan orang tuanya.
“Di pondok itu juga tidak kurang berkahnya dengan meningkatkan amaliah, belajar dan mengaji. Sebab itu, mari menunda dulu sejenak untuk bertemu keluarga agar semua terlindungi,” kata Yaqut.
“Silaturahmi, sungkem di Hari Raya Idulfitri juga bisa dilakukan melalui virtual tanpa mengurangi makna,” sambungnya. (wol/cnnindonesia/ari/d2)
Discussion about this post