JAKARTA, Waspada.co.id – Virus Covid-19 telah banyak memakan korban. Seperti dialami Santi, seorang ibu dengan dua anak, yang kehilangan suami belum lama ini karena virus Covid 19.
Ia sebelumnya tidak pernah membayangkan kehilangan suami karena Covid-19 dan harus membesarkan kedua anaknya. Sedih, namun hidup harus berlanjut. Santi bersyukur karena almarhum suaminya melindungi diri untuk masa depan keluarganya dengan asuransi jiwa.
Lantas Santi menerima sejumlah Uang Pertanggungan (UP) atas kehilangan suaminya. UP tersebut disisihkan untuk membeli asuransi jiwa bersama Manulife, yaitu Primajaga 100. Terinspirasi kisah Santi, Manulife Indonesia memberikan apresiasi keringanan pembayaran premi selama satu tahun.
“Memang UP tidak membuat almarhum kembali, tapi setidaknya peninggalan ini akan membuka jalan bagi seorang ibu menjalani kehidupannya bersama kedua anaknya,” kata Director & Chief Marketing Officer Manulife Indonesia, Novita Rumngangun, dalam rilis yang diterima Waspada Online, Sabtu (28/11).
Inilah sekelumit kisah keluarga yang mendapatkan layanan penyedia solusi keuangan dari Manulife Indonesia dengan membantu nasabah menjalani hari semakin baik. Selama Covid-19, Manulife Indonesia sudah membayar klaim sejumlah Rp54,5 miliar per 9 November 2020. Salah satu keluarga penerima manfaat datang dari Nana dan keluarga yang sempat tidak percaya dengan asuransi.
Ketika ayahnya, yang juga nasabah Manulife, meninggal di tahun 2019, mereka bingung caranya klaim. Nana lalu menghubungi teman kecilnya yang bekerja di Manulife untuk membantu pengajuan klaim dan mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan.
Menurut Novita, Manulife Indonesia telah mengembalikan kepercayaan Nana dan ibunya yang pernah trauma dengan asuransi. Nona, begitu Novita akrab disapa, menuturkan Covid-19 memberi tantangan tersendiri bagi Manulife Indonesia, terutama cara tetap terkoneksi dengan nasabah.
“Manulife Indonesia makin menggalakkan digitalisasi dan memastikan para tenaga pemasar tetap memberi layanan melalui non-Face to Face,” jelasnya.
Tak hanya itu, kerja sama kuat antar tim Manulife Indonesia, baik karyawan maupun tenaga pemasaran, membuat upaya memenuhi kebutuhan nasabah dan bisnis tetap berjalan baik meskipun dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi.
“Mendengarkan saran maupun kritik nasabah adalah salah satu faktor penting dalam menjalankan bisnis perusahaan,” tegasnya.
Secara berkala, Novita mengatakan Manulife Indonesia mengadakan pertemuan virtual dengan nasabah untuk menjadikan layanan perusahaan semakin hari semakin baik. Selain itu, survei Manulife Asia Care menunjukkan 300 responden di Indonesia beralih dari belanja offline ke online (65%), menggunakan layanan online seperti pembayaran, belanja dan pengiriman makanan (71%), dan khususnya media online untuk mencari berita dan sosialisasi (69%).
“Sebagai upaya Manulife Indonesia memberi layanan lebih optimal, terutama di era pandemi, kami memaksimalkan langkah-langkah efektif seperti memanfaatkan layanan non face to face untuk nasabah,†terangnya. (wol/aa/rls/d2)
Editor AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post