MEDAN, Waspada.co.id – Gus Irawan Pasaribu, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, yang mitra kerjanya Kementerian Riset menyatakan penanganan corona virus disease (covid-19) menjadi salah satu bukti lemahnya lembaga riset
Kepada wartawan di Medan, Jumat (22/5), dia mengatakan dalam salah satu jargon pemerintah disebutkan SDM Unggul Indonesia maju. “Artinya ketika bicara SDM unggul maka itu tidak lepas dari riset dan pengembangan teknologi.â€
“Ketika Indonesia dihadapkan pada pandemic corona kembali lagi menunjukkan betapa lemahnya riset kita. Para pakar, orang pintar, ilmuhan dan semua peneliti seperti tak mampu berbuat apa-apa melakukan terobosan menghadapi virus ini. Saya kira wajar karena memang dari setiap periode anggaran untuk riset terus menurun,†kata dia.
Sebenarnya, menurut Gus Irawan, jika Indonesia punya basis penelitian dan riset yang kuat akan ada terobosan mengantisipasi persebaran virus.†Jauh sebelum virus ini meluas, kami sudah mengundang Eikjman lembaga riset biomolokular untuk melihat potensi persebarannya. Dan terbukti sekarang apa yang mereka sampaikan.â€
“Kondisi inilah kemudian yang membuat kami di Komisi VII menggelar rapat dengan Kementerian Riset dan Teknologi, LIPI serta semua lembaga yang dibawahnya membuat terobosan menangani virus,†tuturnya.
Disepakati pula kala itu, kata dia, untuk membuat ventilator sebanyak 200 unit untuk disiapkan pada 24 April 2020 sebagai salah satu program prioritas.
“Kemudian juga menyiapkan alat swab test. Untuk mendorong terobosan terkait penanggulangan dari sisi medis dan peralatan kami di Komisi VII, VI dan komisi IX kembali lagi menggelar rapat bersama Kementerian Kesehatan, Kemenristek, Kementerian Perindustrian dan Kementerian BUMN.â€
Dalam rapat itu setidaknya ada banyak hal terkait realisasi teknologi dari hasil riset yang harus dilakukan, katanya.
“Misalnya mempercepat realisasi produksi massal alat pendeteksi covid. Alat itu yakni PCR test kit, test kit berbasis RT lamp turbidimetri dan kolorimetri serta non rapid diagnostic kit (RDT), ventilator, mobile BSL2, laboratory poweered air purifying respirator, dan APD untuk mempercepat implementasi penanganan wabah covid-19 sesuai Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2020,” tutupnya. (wol/pel/data3)
Editor Agus Utama
Discussion about this post