JAKARTA, Waspada.co.id – PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), anak usaha Chevron Corp, perusahaan minyak dan gas multinasional yang tercatat di Bursa New York, dinilai tidak memiliki niat baik dalam proses transisi alih kelola blok Rokan dengan PT Pertamina (Persero).
Hal ini terutama dalam kaitannya menahan penurunan produksi minyak yang kemungkinan besar terjadi saat masa transisi.
Gus Irawan Pasaribu, Wakil Ketua Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat, mengungkapkan Chevron seharusnya membuka pintu bagi Pertamina dan mengizinkan Pertamina melakukan pengeboran karena bertujuan agar produksi tidak terganggu. Ketika produksi blok Rokan tidak terganggu, dampaknya juga akan terasa bagi produksi minyak nasional.
“Inikan soal itikad. Chevron tidak punya iktikad baik. Mestinya Chevron buka pintu untuk Pertamina bisa masuk untuk pengengeboran sumur baru,†Gus Irawan kepada Dunia Energi di Jakarta, belum lama ini.
Salah satu alternatif Pertamina untuk berinvestasi terutama pengeboran adalah dengan mengambil Participating Interest (PI) milik Chevron di blok Rokan. Hal ini terjadi lantaran perusahaan asal paman sam itu tidak kunjung berikan lampu hijau Pertamina mengebor.
Padahal skema sederhana bisa dijalankan pengboran sumur di blok Rokan tetap dilakukan dengan pendanaan dari Pertamina. Pasalnya pihak Chevron sudah tidak lagi lakukan pengeboran sejak tahun 2018.
Menurut Gus, pemerintah harus segera turun tangan untuk mengatasi masalah ini karena taruhannya adalah produksi dan lifting minyak nasional.
“Yang eksisting biar tetap jalan sampai berakhirnya kontrak pemangku kepentingan harus turun tangan untuk menyelesaikan ini,†kata Gus. Menurutnya, Pertamina belum juga bisa implementasikan transisi di Rokan. (wol/min/data2)
Editor: Agus Utama
Discussion about this post