MEDAN, Waspada.co.id – Ketua Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Medan, Joni Sandri, menilai lontaran maupun kritikan Dahnil Anzar Simanjutak perihal kinerja Wali Kota Medan Dzulmi Eldin yang tidak memiliki prestasi membanggakan di tingkat nasional kurang mendasar.
Selaku sosok yang berkarir di Pulau Jawa, Dahnil tidak pantas mengucapkan hal itu. Karena dia sendiri tidak mengenal Kota Medan secara utuh serta mengikuti perkembangan yang terjadi di kota ini.
“Ini sungguh memalukan masyarakat Kota medan, dikritik oleh Dhanil yang tidak mengetahui 100 persen kondisi Kota Medan. Saya merasa kecewa atas komentar Dhanil, apalagi dikaitkan dengan bakal calon pemimpin baru untuk Medan di tahun 2020 mendatang. Ini harus diperhitungkan di tingkat nasional,” ujarnya, Senin (9/9).
Joni menambahkan, Medan yang notabenenya miniatur Indonesia dan kota terbesar nomor 3, seharusnya menunjuk pemimpin asli Medan atau putra daerah. Para elit politik khususnya tingkat nasional seharusnya mempertimbangkan hal itu.
“Siapa pun yang mau jadi Wali Kota Medan, kualifikasinya tidak harus orang yang dipertimbangkan di tingkat nasional. Karena saya yakin bahwa untuk memperbaiki Kota Medan, bukan hanya orang yang dipertimbangkan di tingkat nasional. Akan tetapi, Kota Medan cuma butuh pemimpin yang berani dan terbuka untuk melayani rakyat dan bukan sebaliknya,†ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Joni berpesan kepada Dhanil Anzar Simanjutak. Selaku juru bicara Prabowo Subianto yang tidak diragukan lagi kematangannya dalam berargumentasi di depan publik, jangalah memberikan komentar yang menurutnya mengarah pada propaganda. Sehingga tokoh-tokoh daerah yang belum diperhitungkan di tingkat nasional tidak mampu memimpin Kota Medan dan tidak memiliki prestasi skala tingkat nasional.
“Medan lebih layak di pimpin oleh orang-orang yang memang betul-betul mengerti kondisi Medan bukan sebaliknya,” ketusnya.(wol/mrz/ryn/data2)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post