PENANG, Waspada.co.id – Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Peribahasa itu tepat menggambarkan situasi memprihatinkan Meimeris Tumanggor, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) kelahiran Tumba Jae, Tapteng, dengan alamat paspor di Pematangsiantar.
Tiga tahun bekerja di satu sekolah di Bukit Martajam, Penang, tanpa diberi gaji dan dibuang majikannya ketika jatuh sakit di halaman depan Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Penang.
Karena tak punya paspor dan takut ditahan serta deportasi, Meimeris tak berani masuk KJRI. Beruntung, dia ditemukan anggota NGO Perkumpulan Persatuan Masyarakat Indonesia di Malaysia (Permai) dan kemudian dibawan ke Rumah Sakit Kerajaan Malaysia di Bukit Martajam.
Nuraisyah dari Permai kepada bu Puteri, pengusaha wanita asal Penang yang memiliki jaringan bisnis di Medan, Sabtu (24/8), menjelaskan Permai yang menaruh perhatian kepada Meimeris sempat berupaya menghimpun dana agar bisa memulangkan ke Medan. Tetapi dokter tidak mengizinkan karena penyakit TB yang diderita Meimeris butuh perawatan ekstra dan dikhawatirkan menular.
Selain itu, dana terhimpun juga belum cukup membayar perobatan Meimeris yang menderita TB Paru. Adapun biaya perobatannya sudah membengkak terus sekarang mencapai RM 20 ribu. Karena itu, Permai yang sempat bertemu Gubernur Sumut Edy Rahmayadi beberapa waktu lalu mengharapkan bantuan agar TKW malang tersebut bisa dipulangkan dan dirawat.
Bu Nuraisyah menceritakan Meimeris bekerja di Penang sejak tiga tahun lalu dengan seorang WN Malaysia keturunan India, namun tidak pernah diberi gaji sampai jatuh sakit. Saat dibuang ke KJRI, majikan Meimeris hanya dibayar RM 1300.
“Kami khawatir bila tak diobati serius, penyakit Meimeris bisa makin parah dan mengancam jiwanya. Tolong kami pak gubernur,†kata Nuraisyah berharap pesannya sampai dan direspon Gubsu. (wol/aa/rls/data1)
Editor AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post