MEDAN, Waspada.co.id – Kehidupan bertoleransi menjadi salah satu hal yang ditonjolkan pada film berjudul Ajari Aku Islam (AAI). Hal tersebut akan disuguhkan di sepanjang film yang akan dibintangi oleh Rogers Danuarta dan Cut Meyriska.
Eksekutif Produser Film Ajari Aku Islam, Jaymes Riyanto mengatakan, pemilihan para pemain yang terlibat dalam film yang akan dirilis di bioskop pada bulan September 2019 ini juga benar-benar mewakili toleransi antar umat beragama dan antar etnis yang ada di Indonesia.
“Ajari Aku Islam sebuah film yang mengangkat kisah dua sejoli, yang dibintangi Roger dan Cut Meyriska, serta para pemain lainnya. Film ini mengangkat toleransi karena berasal dari suku dan etnis yang beragam,” tuturnya Senin (3/6) kemarin.
Film yang proses syutingnya 50 persen berada di Kota Medan tersebut bercerita tentang kisah dua sejoli yang terhalang perbedaan suku dan juga perbedaan agama.
Film ini menceritakan tentang pria keturunan Tionghoa yang menyukai gadis Melayu muslim, namun memiliki banyak halangan mulai dari perbedaan budaya hingga agama,” ungkapnya.
Film tersebut sengaja dihadirkan agar masyarakat yang menonton nantinya bisa mendapatkan pelajaran, walaupun berbeda tetapi sebenarnya perbedaan tersebut bisa dijadikan sebagai kekuatan, bukan malah sebagai pemecah.
“Diharapkan film ini dapat menginspirasi penonton bahwa perbedaan suku dan agama jangan dipandang negatif, tetapi justru hal tersebut memberikan keunikan dalam keberagaman,” tuturnya.
Di dalam film tersebut, Jaymes juga ingin menyampaikan kepada penonton bahwa ada beberapa hal negatif yang selama ini berkembang tentang perbedaan, ternyata banyak yang salah.
Seperti tentang Islam. Di film ini ia ingin menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan kasih sayang, begitu juga dengan agama-agama lainnya.
Begitu juga dengan etnis, seperti etnis Tionghoa yang sebenarnya sama dengan etnis lainnya yang ada di Indonesia, dan sama-sama rakyat Indonesia dan berkebangsaan Indonesia.
“Di film ini juga saya ingin memperkenalkan lebih dalam lagi tentang Kota Medan, oleh karena itu proses syutingnya 50 persen dilakukan di Medan dengan mengeksplor tempat-tempat bersejarah yang juga tempat-tempat yang menjadi ikon Kota Medan,” tandasnya.(wol/eko/data2)
Discussion about this post