JAKARTA, Waspada.co.id – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengapresiasi rencana pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno membawa hasil Pilpres 2019 ke Mahkamah Konstitusi (MK). Luhut pun menilai sikap Prabowo dan Sandi itu merupakan bentuk kedewasaan.
“Sudah lah, Pak Prabowo kan sudah bagus membawa ke MK. Itu kan jadi satu prosedur yang dewasa dari kita semua,” kata Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (21/5).
Oleh karena itu, Luhut meminta aksi menolak hasil rekapitulasi suara Pilpres 2019 pada 22 Mei tak perlu dilaksanakan lagi setelah Prabowo-Sandi memutuskan akan membawa hasil itu ke MK. Ia mengatakan aksi 22 Mei tak usah dibesar-besarkan lagi.
“Saya kira enggak usah dibesar-besarinlah,” ujarnya.
Luhut lantas berbicara peluang pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Prabowo usai penetapan hasil rekapitulasi suara yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dini hari tadi. Pertemuan itu bisa terjadi, namun ia tak bisa memastikan kapan pertemuan Jokowi dan Prabowo terlaksana.
“Ya bisa saja terjadi nanti, ketemu-ketemu kapan kita enggak tahu kan. Masa enggak boleh dua tokoh itu ketemu,” tuturnya.
Pensiunan jenderal bintang empat itu menyerahkan soal pertemuan kepada Jokowi dan Prabowo. Namun, Luhut kali ini enggan mengungkapkan apakah sudah ada komunikasi kembali dengan Prabowo untuk mengatur waktu pertemuan.
“Bisa kapan saja (pertemuan). Kami kan egggak tahu, biar kedua tokoh itu,” kata dia.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan sejak awal sudah berencana agar bisa bertemu dengan Prabowo usai pencoblosan 17 April lalu. Namun, ia menyebut usai penetapan hasil rekapitulasi suara oleh KPU dirinya belum berkomunikasi dengan Prabowo.
Meskipun demikian, Jokowi menyatakan tetap ingin persahabatan terjalin dengan Prabowo, Sandiaga Uno beserta para pendukungnya.
“Tapi yang jelas kita ingin bersahabat dengan Pak Prabowo, Pak Sandi, dan seluruh pendukung yang ada,” ujar Jokowi di Kampung Deret, Johar Baru, Jakarta Pusat.
Jokowi menambahkan semua pihak harus menerima hasil Pemilu 2019, karena itu merupakan bentuk penghargaan terhadap kedaulatan rakyat yang sesungguhnya. Selain itu, sikap menerima juga menunjukkan kedewasaan dalam berdemokrasi.
“Itu adalah sebuah kedaulatan rakyat dalam bentuk Pemilu 17 April yang lalu. Kehendak rakyat yang sudah dilaksanakan itu marilah kita hargai. Itu yang namanya dewasa dalam berdemokrasi, dewasa dalam melaksanakan pemilu,” tuturnya. (cnnindonesia/ags/data1)
Discussion about this post