Waspada.co.id – PT Astra Honda Motor diminta untuk melakukan penarikan kembali (recall) terhadap skutik bongsor PCX 150. Permintaan tersebut disampaikan salah satu pemilik PCX 150 Andreas Priyanto yang berdomisili di Surabaya.
Andreas merasa Honda PCX miliknya punya banyak masalah setelah dia beli. Lantaran persoalan tak kunjung selesai kemudian ia membuat petisi “Recall Honda PCX Lokal” di situs change.org. Hingga Sabtu ini (13/4), total netizen yang menandatangani petisi tersebut sebanyak 1.300 orang.
Petisi tersebut selain bersumber dari masalah PCX yang dia beli, juga rangkuman dari persoalan serupa yang menimpa pengguna Honda PCX lain.
Dalam postingannya, Andreas menyebutkan bahwa motornya punya gejala gredek di rpm rendah, tarikan gas berat dan kasar di rpm rendah, serta motor mati mendadak.
Di petisi tersebut Andreas bercerita, pada Sabtu lalu (6/4) sekitar malam hari pukul 20.00, PCX miliknya tiba-tiba mati. Kunci kontak (knop) tidak bisa diputar ke posisi ON dari posisi OFF dan indikator lampu tidak menyala padahal indikator diremot berwarna hijau.
Selanjutnya Andreas mencoba menekan tombol alarm dan tombol answer-back secara bergiliran. Namun buzzer berbunyi pelan. Padahal dalam keadaan normal mengeluarkan bunyi keras.
“Motor ini saya gunakan dari rumah untuk membeli nasi padang di dekat perumahan. Motor saya matikan dengan cara memutar knop di posisi OFF dan saya tinggal sekitar 5-10 menit sambil menunggu pesanan saya selesai. Pada saat hendak kembali ke rumah, saya memutar knop kearah ON namun tidak bisa. Letak smart keyy ada di kantong celana saya,” kata Andreas.
Atas masalah tersebut Andreas melakukan komplain di AHAS Simpang Dukuh Surabaya. “Garansi servis ini saya klaim dari servis tanggal 31 Maret 2019,” paparnya. “Setelah servis di tanggal 31 Maret 2019 memang gredeknya belum muncul, tetapi tarikan gas terasa lebih berat dari sebelumnya dan suaranya gas kasar serta konsumsi bahan bakar lebih boros dari sebelumnya.”
Persoalan motor jadi gredek ia sampaikan juga ke Honda Astra Care dan direspon positif. Sayangnya, solusi yang diberikan pihak AHASS tidak menyelesaikan masalah.
“Saya harus bolak balik bengkel AHASS dan mengantri sekitar 2 jam untuk mengklaim servis garansinya, tetapi tetap saja motor bermasalah. Saya tidak bisa selalu ke bengkel AHASS karena bekerja,” katanya.
Andreas lantas meminta pertanggungjawaban pihak PT Astra Honda Motor (AHM) terkait masalah pada Honda PCX yang dibelinya.
“Saya ingin pertanggungjawaban, terutama masalah PCX yang tiba-tiba mati dari pihak PT Astra Honda Motor karena sangat merugikan saya sebagai konsumen. Serta merugikan banyak konsumen pengguna Honda lainnya yang mengalami hal serupa,” imbuhnya. (otosia/data1)
Discussion about this post