MEDAN, Waspada.co.id – Sejak di bangun empat tahun lalu, Bandar Udara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deliserdang, telah diwacanakan akan dijadikan sebuah Bandara Aerotropolis.
Namun, wacana pembangunan Bandara Aerotropilis ini terkesan lamban dilakukan. Dan hal tersebut menjadi tanda tanyaan besar mengapa penggarapannya untuk dikerjakan begitu lamban.
Sekretaris Jendral Partai Demokrat, Hinca IP Panjaitan, kembali mengangkat wacana tersebut ke permukaan. Menurutnya, jika Kualanamu menjadi Bandara Aerotropolis maka akan membawa perubahan kemajuan yang signifikan bagi Provinsi Sumatera Utara.
Hinca mengungkapkan, dirinya mempertanyakan mengapa hingga kini pemerintah kurang getol untuk menggarap Aerotropolis. Dirinya menduga ada kepentingan besar yang dilakukan oleh oknum yang merupakan mafia untuk menghambat proyek ini.
Hinca menyebutkan, jika mafia tersebut memang tidak menginginkan Aerotropolis berkembang di Sumut. Sebab, jika Kualanamu menjadi pusat bisnis berbasis bandara maka bisa membuat bandara di sekitarnya ditutup.
Sementara itu, salah seorang pengamat hukum di Sumatera Utara, Hermansyah Hutagalung, mengatakan bahwa Aerotropolis Kualanamu merupakan solusi terbaik untuk memajukan perekonomian di Indonesia khususnya Sumatera Utara.
Namun dalam hal ini, pemerintah harus dapat menempatkan masyarakat sekitar Kualanamu sebagai prioritas utama dalam rencana pembangunan tersebut, terkhusus tentang ganti rugi lahan yang sangat luas.
Selain itu, peran pihak ke tiga yang dalam hal ini adalah pemodal juga harus mendapat prioritas sebagai solusi percepatan pembangunan Aerotropolis dengan memastikan jangan lagi ada mafia tanah yang kedudukannya tidak jelas dan hanya untuk keuntungan pribadi para mafia tanah di Sumut.
Dan jika masih adanya campur tangan para cukong atau mafia tanah dalam progres pembangunan Aerotropolis Kualanamu ini, pemerintah harus dapat mengambil tindakan tegas agar tidak lagi menghambat kemajuan di Sumatera Utara,” jelas Hermansyah Hutagalung.
Kembali di tambahkannya, sebagai Gubernur Sumatera Utara yang baru menjabat beberapa bulan ini, seharusnya Edi Rahmayadi dapat menjadikan momen dan isu Aerotropolis harus menjadi konsumsi utama kedepannya.
” Pak Gubsu seharusnya memfokuskan pembangunan Bandara Kualanamu ke arah yang lebih moderen, dan menambah pembangunan hotel, tempat rekreasi, atau bila perlu mambangun stadion bertaraf internasional lengkap dengan fasilitas kelas atas dengan menonjolkan Danau Toba sebagai penarik wisatawan,” ujar Hermansyah.
Untuk dapat mewujudkan semua itu, Edi Rahmayadi sebagai Gubernur Sumatera Utara, harus mengambil andil guna membasmi para mafia tanah yang ada di wilayah Sumatera Utara khususnya di sekitaran Bandara Kualanamu.
Diketahui, Aerotropolis sendiri merupakan tata letak, infrastruktur, dan ekonomi berpusat pada bandara. Seperti konsep kota metropolitan menjadikan bandara sebagai Aerotropolis juga memiliki kawasan pinggir kota (suburban) yang terhubung oleh infrastruktur dan transportasi massal.
Jika sistem Aerotropolis Kualanamu dapat terealisasi, maka diperkirakan perekonomian yang ada di Sumatera Utara dapat meningkat hingga 3.000 persen. Untuk itu, pemerintah diminta harus serius dalam mewujudkan Aerotropolis Kualanamu.(wol/lvz/data2)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post