JAKARTA – Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini memprediksi persaingan calon legislatif (caleg) pada Pemilu 2019 bakal berlangsung sengit baik persaingan di internal partai maupun dengan partai lawan.
Titi menjelaskan, salah satu faktornya adalah adanya aturan parliamentary threshold yang mewajibkan partai politik memperoleh minimal empat persen perolehan suara nasional sehingga tidak semua partai punya kesempatan lolos parlemen.
“Dengan adanya parliamentary threshold 4 persen maka dapat dipastikan pertarungan Pileg akan sangat sengit,” kata Tiri disela-sela diskusi bertajuk ‘Partai Dalam Garis Ambang Batas’ di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (27/10/2018).
Selain harus bertarung dengan rekan separtainya, para caleg juga harus cantik menyusun strategi merebut simpati pemilih yang menjadi rebutan partai lawan untuk memenuhi minimal 4 persen suara.
Belum lagi dihadapkan dengan sistem pemilu yang berlangsung serentak, yang membuat publik lebih fokus pada capres-cawapres dibandingkan dan calegnya.
Dengan demikian, partai dan caleg harus bekerja keras mengulah realitas politik saat ini dan salah satu kuncinya berada pada caleg itu sendiri sebagai kepanjangan tangan partai untuk memenuhi minimal 4 persen perolehan suara sah secara nasional.
“Jadi bisa saja pemilih tidak begitu suka dengan partai A tapi suka dengan caleg dari partai A itu, bisa karena kenal atau karena ada hubungan keluarga, maka suaranya masih tetap sah,” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, peneliti dari Populi Center Rafif Imawan membeberkan hasil survei yang menyebut hanya ada lima partai yang diprediksi lolos ambang batas parlemen, yakni PDI Perjuangan, Gerindra, Nasdem, Golkar dan PKB.
Discussion about this post