JAKARTA, Waspada.co.id – Belakangan, banyak kejutan yang terjadi di Malaysia. Salah satunya soal Syeed Saddiq Abduul Rahman, menteri termuda berusia 25 tahun.
Lalu apa hubungannya dengan Indonesia? Zaenal A Budiyono, Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC), menyebut, fenomena Syeed Saddiq menjadi momentum bagi anak muda untuk menjadi pemimpin, seiring gempuran teknologi dan media baru.
Kata Zaenal, publik dunia sepertinya sepakat bahwa pemimpin muda lebih cepat beradaptasi dengan perubahan. Dampak lain, politik yang sebelumnya terlihat kaku dan jauh dari realitas sosial, di tangan anak-anak muda, menjadi lebih berwarna.
“Sebelumnya di belahan lain, Kanada, Justin Truedue juga terpilih sebagai PM di usia 39 tahun. Maka alasan meragukan kapasitas anak muda jelas sebuah pemikiran ahistoris,” kata Zaenal kepada wartawan di Jakarta, Minggu (8/7/2018).
Dari beberapa tokoh muda yang muncul di bursa cawapres, kata dia, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, muncul sebagai figur terpopuler di sejumlah lembaga survei.
“AHY bahkan mengungguli politisi-politisi muda sekelas Romy (PPP) maupun Puan (PDIP). Sebagai new blood di politik dengan rekam jejak yang bersih, membuat AHY mendapat apresiasi publik,” paparnya.
“Apalagi personality nya terlihat dekat dengan semua kalangan, dan jangan lupa ia good looking sehingga berpotensi merebut perhatian pemilih perempuan yang mayoritas secara jumlah,” tambah Zaenal.
Kalangan yang menyebut rekam jejak AHY tidak ada prestasi, menurutnya, tidak relevan. “AHY punya pengalaman kepemimpinan yang diakui anak buah, rekan sejawat, atasan maupun luar negeri selama 16 tahun di militer,” ungkapnya.
Para pemimpin masa lalu, mulai Soeharto, BJ. Habibie, Gus Dur, Megawati hingga Jokowi, kata dia, awalnya tidak punya pengalaman menjadi pemimpin skala nasional.
“Semua tokoh itu muncul bermodalkan keyakinan, keteguhan dan leadership, yang kemudian diuji di lapangan,” kata Zaenal yang juga dosen FISIP Universitas Al-Azhar Indonesia.
Ia pun menyayangkan masih ada perdebatannya tentang pantas tidaknya anak muda masuk ke level kepemimpinan nasional.
“Maka kita akan ketinggalan dengan Malaysia. Negara yang selama ini kita anggap tertinggal dalam demokrasi,” ucapnya. (inilah/ags/data1)
Discussion about this post