MEDAN, Waspada.co.id – Sepakbola Indonesia baru saja kehilangan salah satu pemain hebat setelah mantan pemain Timnas Indonesia, Zulkarnain Lubis, meninggal dunia di RS Pertamina Pendopo, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, Jumat (11/5) kemarin.
Kepergian Zulkarnain untuk selama-lamanya tersebut, ternyata meninggalkan duka tersendiri bagi teman satu timnya di PSMS dan Mercu Buana Medan, Badia Raja Manurung. Dirinya menilai almarhum merupakan salah satu pesepakola hebat yang dimiliki Indonesia.
“Saya ingat sekali waktu kami bermain untuk PSMS di tahun 1981, tepatnya saat Marah Halim Cup ke-IX. Saya bersama almarhum membawa PSMS juara kedua setelah kalah dari Belanda,” katanya baru-baru ini.
“Dan itu bagi saya menjadi kenangan yang tidak bisa dilupakan karena berkat dia jugalah saya bisa terpilih menjadi pemain terbaik. Waktu itu dia mampu menjadi kunci PSMS, dengan skillnya yang di atas rata-rata, kami membuat siapapun tim yang akan menghadapi PSMS, menjadi ketakutan,” tegas Badia Raja berkaca-kaca.
Saat ditanya julukan Maradona Indonesia bisa menempel pada Zulkarnain Lubis, Badia menilai almarhum sangat piawai mengolah bola dan mampu membuat tim yang dibelanya berprestasi.
“Kalau untuk mengecoh lawan, tidak usai ditanya lagi. Di samping dia juga pemain yang tidak takut untuk bermain satu lawan satu, karena memang dia punya skill yang bagus, itulah yang saya tahu akhirnya dijuluki Maradona Indonesia,” tambahnya.
“Kalau di luar lapangan, almarhum sosok yang baik, disiplin, dan pendiam. Makanya saya yakin dia punya teman banyak. Terbukti, banyak yang melayatnya,” sebut Badia Raja lagi.
Semasa karirnya sebagai pemain, Zulkarnain pernah memperkuat sederet tim besar di Indonesia, seperti Ayam Kinantan, Krama Yudha Tiga Berlian, dan Mercu Buana Medan. (wol/at/data2)
Editor AUSTIN TUMENGKOL
