MEDAN, Waspada.co.id – Aksi demo mahasiswa ITM pada Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Rabu (2/5), cukup memprihatinkan.
Pasalnya, dalam orasi para mahasiswa mencaci maki institusi TNI/Polri saat Kapolsek Medan Kota, Kompol Revi Nurvelani, membebaskan mobil dinas yang disandera para mahasiswa.
Menanggapi hinaan itu, Kapolsek Medan Kota, Kompol Revi Nurvelani, Kamis (3/5), mengatakan sudah melaporkan kasusnya ke Kapolrestabes Medan. Nantinya akan dilakukan pendataan mengenai penghinaan tersebut.
“Ya sudah dilaporkan ke pimpinan. Saat ini sedang dilakukan pendataan terhadap mahasiswa yang melakukan penghinaan,” ujarnya saat ditemui Waspada Online.
Disinggung mengenai aksi demo, Revi mengimbau agar ke ldepannya mahasiswa santun dalam menyampaikan aspirasinya. Jangan sampai menghina ataupun menggangu ketertiban umum. Seperti membakar ban ataupun lainnya yang merugikan publik.
Kembali ditanya tentang aksi penyanderaan mobil dinas yang dilakukan mahasiswa, mantan Kapolsek Medan Barat ini mengaku tengah menunggu laporan dari dinas terkait.
“Saat ini kita menunggu. Apabila ada laporan maka akan diproses secara hukum,” tegas Revi.
Diketahui sebelumnya, puluhan mahasiswa Institut Teknologi Medan (ITM) menyandera mobil milik Dinas Perkebunan Sumatera Utara, saat berunjuk rasa pada Peringatan Hari Pendidikan Nasional.
Pantauan Waspada Online di lapangan, terlihat dua orang mahasiswa berdiri di atap mobil dinas BK 1818 K warna hitam sembari menyampaikan orasi. Hal itu dilakukan mahasiswa sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintah.
Dalam orasinya mahasiswa meminta revolusi pendidikan yang masih menganut sistem liberalisasi. Akibat sistem liberalisasi menyebabkan bobroknya pendidikan di Indonesia khususnya di Sumatera Utara.
“Kebebasan pendidikan sangat berbanding terbalik dengan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Seperti kebebasan berekspresi serta berkriasi dikangkangi oleh otoriter, yakni pemerintah,” ungkap Defri selaku koordinator aksi.(wol/lvz/data1)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post