MEDAN, WOL – Berawal dari pembuatan conblok dan tegel di tahun 1992, Rita Wizni M.Psi, merintis usahanya yang kini terbilang cukup sukses di bidang penyediaan lantai berbahan dasar kekayaan alam seperti pasir, semen dan sedikit ornamen cat. Dengan membawa brand Indah Traso di tahun 1994, wanita berkerudung ini pun melebarkan jenis penyediaan barangnya berupa batu alam.
Mulai dari pengerjaan landscape (taman), kolam ikan hingga dinding, ia menyanggupi permintaan konsumen yang datang dari berbagai penjuru sudut Kota Medan hingga luar daerah bahkan luar provinsi.
Dikatakan Rita, menggeluti bisnis batu alam sama halnya dengan menggali potensi diri dalam bidang seni. Sebab seni menurutnya, tidak dapat dinilai dengan rupiah. Seni merupakan bentuk dari jati diri seseorang yang memiliki nilai artistik.
“Permintaan batu alam yang sering kita suplay ada dari hotel, resort dan rumah pribadi. Soal harga, kita berikan yang terbaik. Karena seni tidak bisa dinilai dengan uang. Yang jelas, selama konsumen percaya dengan Indah Traso, kita tidak pernah mengecewakan kosumen dari kwalitas batu alam dan pengerjaannya,” ungkapnya, Sabtu (7/4).
Lebih lanjut Rita menjelaskan, untuk batu alamnya sendiri, ia mendapatkan pasokan dari berbagai daerah seperti Nusa Tenggara Timur, Bali, Jogja, Tulung Agung dan Aceh.
“Alhamdulillah, pasar batu alam di Medan cukup menjanjikan. Bahkan di negara-negara eropa, batu alam yang ditampilkan pada bangunan mereka itu bersumber dari Indonesia,” bebernya.
Masih kata Rita, untuk jenis batu di Indah Traso ada 2000 jenis batu yang ia sediakan. Sebagai pelaku usaha, peluang bisnis untuk melebarkan sayap pun tidak ia sia-siakan. Membuka cabag di sejumlah tempat potensial menjadi tolak ukur keberhasilan bisnis ini.
“Indah Traso punya cabang di Rantau Prapat, Binjai dan tentunya Kota Medan sebagai pusatnya. Jika Indonesia memiliki 30 persen pengusaha, saya yakin bangsa ini akan maju dan cukup disegani oleh bangsa lain,” imbuhnya.
Meskipun berbagai konsumen Indah Traso berasal dari sejumlah daerah di Pulau Sumatera, Provinsi Aceh mendominasi pemesanan batu alam. Bagi masyarakat Aceh, batu jenis Palimanan, Ornamen dan Andesit adalah paling dicari. Sebab batu alam jenis ini memiliki nilai seni yang cukup identik dengan masa-masa kerajaan (tempo doeloe, red).
“Untuk pengerjaan lantai, Indah Traso merekomendasikan Batu Kacang. Biayanya mulai Rp175 ribu hingga Rp250 ribu per meternya. Untuk pengerjaan relief dinding ukuran 2 x 3 meter Rp13 juta. Jika ada materi tambahan, tambah Rp2 juta lagi. Dan semua itu dijamin konsumen puas,” ujarnya mengakhiri.(wol/mrz/data1)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post