MEDAN, WOL – Berdasarkan data yang diterima Komisi VII DPR RI lifting minyak tahun ini bisa dicapai hanya sebesar 630 ribu hingga 680 ribu bph. Sedangkan pada 2019 diperkirakan kembali turun menjadi 540 ribu hingga 610 ribu bph. Jumlahnya terus menurun menjadi 480 ribu sampai 550 ribu bph pada 2020 mendatang.
Hal itu dikatakan Ketua Komisi VII DPR RI, Gus Irawan Pasaribu, di Medan sesaat sebelum bertolak ke Jakarta, Minggu (18/3).
“Artinya, anjlok sekitar 40 persen dari target lifting minyak tahun ini. Penurunan lifting minyak tahun depan disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, kondisi lapangan migas yang cenderung sudah tua. Kedua, harga minyak dunia yang rendah sehingga kontraktor migas mengurangi kegiatan produksinya. Ketiga, masa kontrak beberapa blok migas akan berakhir sehingga mengurangi kegiatannya,†jelasnya.
Salah satu kontraktor yang mengalami penurunan lifting adalah Chevron Indonesia di Blok Rokan. Tahun depan, blok ini diperkirakan hanya mampu mencapai lifting 228.900 barel per hari (bph). Padahal, produksinya tahun ini bisa mencapai 250.900 bph.
Dua penyebab penurunan lifting Blok Rokan adalah umur yang semakin tua dan penundaan pengembangan NDD Area 14. Ada juga blok migas yang mengalami penurunan alamiah seperti PT Pertamina EP Indonesia di seluruh wilayah kerjanya dari 87.700 bph menjadi 85 ribu bph.
Selain itu, Blok South Natuna Sea B oleh ConocoPhillips Indonesia dari 19.300 bph menjadi 17.400 bph dan PC Ketapan II Ltd di Blok Ketapan dari 16.900 bph menjadi 15.200 bph. Adapun penurunan produksi alamiah BOB Pertamina – Bumi Siak Pusako di Blok CPP dari 11.500 bph menjadi 10.500 bph dan PHE WMO West Madura dari 9.200 bph menjadi 8.100 bph.
Medco E&P Rimau di Blok Rimau juga menurun dari 9.000 bph menjadi 5.500 bph. Sedangkan produksi JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi di Blok Senoro Toili menurun dari 7.200 bph menjadi 6.700 bph. Di sisi lain, produksi Total E&P Indonesie di Blok Mahakam turun dari 64.300 bph menjadi 52.800 bph akibat pengurangan kegiatan akibat kontrak berakhir. Begitu juga produksi VICO di Blok Sanga-Sanga turun dari 12.800 bph menjadi 8.200 bph. (wol/ags/erm/data1)
Editor: Agus Utama
Discussion about this post