
JAKARTA – Ketua Dewan Pembina Hanura Wiranto bertekad menyelesaikan konflik di tubuh partainya. Namun, mekanisme resolusi konflik yang hendak digunakan enggan diungkapkan Menko Polhukam itu ke publik.
“Ya nanti saya selesaikan internal, enggak saya keluarkan ke publik,” kata dia usai menghadiri Rapat Kerja Paguyuban Jawa Tengah di Museum Nasional, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Minggu (21/1/2018).
Wiranto berkilah, dirinya tak mau publik terlibat dalam kemelut yang melanda Hanura yang berakar dari ketidaksenangan sejumlah kader terhadap kepemimpinan Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang (OSO).
“Saya tidak ingin ajak publik ke masalah internal partai. Mekanismenya bagaimana, komunikasinya bagaimana ke Pak OSO atau teman-teman Pak Daryatmo, itu serahkan ke saya,” jelas Mantan Panglima ABRI ini.
“Dan saya tidak akan publikasi ke publik karena tidak akan dilibatkan ke internal partai. Semua stakeholder partai akan saya ajak selesaikan masalah ini. Tapi bukan untuk konsumsi publik,” sambung dia.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah pengurus DPD dan DPC Partai Hanura kubu Sekretaris Jenderal Sarifuddin Sudding melayangkan mosi tidak percaya kepada Ketua Umumnya, Oesman Sapta Odang (OSO). Mereka menggelar Munaslub dan memutuskan melengserkan OSO dari jabatannya. Setelah itu, mereka memilih Daryatmo sebagai Ketua Umum Hanura menggantikan OSO.
Silang pendapat antardua kubu ini pun tak terhindarkan. Teranyar, kepengurusan Hanura kubu Daryatmo dan Sarifuddin Sudding menyatakan dukungannya untuk Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2019.
Wiranto mengaku tidak bisa memebendung kader-kader Hanura yang melayangkan mosi tidak percaya untuk melengserkan OSO. Pasalnya, pelengseran OSO dari jabatannya dilakukan sesuai dengan AD/ART, yakni 27 dari 34 DPD Hanura menyetujui hal tersebut melalui Musyawarah Luar Biasa (Munaslub).
“Jadi ini masalah kepemimpinan, saya tidak bisa cegah. Dari 34 DPD, ada 27 yang tidak sepakat dengan Ketum (OSO). Itu ada penampungan pendapatnya melalui AD/ART. Itu hak politik pemilik partai. Pemilik partai itu adalah para anggota. Jadi sebetulnya ini bagian dari dinamika organisasi,” tutur dia.
Discussion about this post