MEDAN, WOL – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Tengku Erry Nuradi sangat bersyukur memiliki seorang ibunda, Hj Tengku Rafiah yang memiliki ‘tuah’ yang luar biasa. Dari rahim ibu yang kini telah berusia 94 tahun, lahir dua orang pemimpin Sumatera Utara.

Sosok mantan Gubsu Almarhum Tengku Rizal Nurdin dan Gubsu Tengku Erry Nuradi adalah orangnya. Sehingga dapat dikatakan ibu Hj Tengku Rafiah merupakan ‘Ibunda Sumatera Utara’.
“Ibu kami ini adalah ibu yang memiliki tuah yang sangat luar biasa. Karena dari rahim ibu kami ini lahir dua Gubsu, yaitu bapak almarhum Tengku Rizal Nurdin dan saya. Ini patut kami syukuri karena hingga saat ini kami masih diberikan orangtua,†ucap Tengku Erry Nuradi saat memperingati hari lahir/milad ibunda yang ke-94 di rumah Dinas Gubsu, Jalan Sudirman, Senin (15/1).
Hadir dalam kesempatan itu, ibunda Gubsu Hj Tengku Rafiah, abang dan kakak Gubsu serta sanak keluarga, sejumlah pimpinan SKPD di jajaran Provsu, Ketua MUI Kota Medan Prof HM Hatta, mantan Sekda Provsu Muhyan Tambuse, RE Nainggolan, Rektor UMSU Agussani, sejumlah ulama, tokoh, kalangan akademisi serta sejumlah kerabat lainnya.
Lebih lanjut dikatakan Erry, saat usia Provinsi Sumut 72 tahun, sudah ada 20 Gubsu yang memimpin Sumatera Utara. Dari 20 Gubsu tersebut dua diantaranya merupakan Gubsu yang dilahirkan oleh ibundanya. “Ini merupakan sesuatu yang saya belum pernah ada, dimana ada dua orang pemimpin yang lahir dari rahim yang sama untuk memimpin Provinsi Sumut,†kata Erry.
Ibu Hj Tengku Rafiah lahir tanggal 15 Januari tahun 1924. Ketika usianya sudah 40 tahun dia melahirkan Gubsu Tengku Erry Nuradi sebagai anak paling bontot (akhir) dari tujuh orang bersaudara (5 putra dan 2 putri). Sebagai seorang anak, Gubsu Tengku Erry Nuradi mengatakan bahwa ibunda merupakan sosok yang sangat disiplin.
“Ibu saya ini orangnya sangat disiplin. Selalu saja mendidik dengan disiplin tinggi. Kami tidak boleh bermanja. Bahkan, ketika kami sekolah dan badan terasa panas dan sakit. Beliau masih menyuruh kami sekolah, karena sekolah bagi itu adalah yang utama,†ujar Erry.
Selain itu banyak pelajaran berharga yang dapat diperoleh dari sosok ibundanya. Ibunda Rafiah lahir di masa penjajahan Belanda. Bahkan Ibu Hj Rafiah juga fasih berbahasa Belanda karena mengecap sekolah MILO. “Makanya Pendidikan itu sangatlah utama bagi ibu, beliau sangat disiplin dan alhamdulillah dari didikannya 7 putra dan putri bisa menyelesaikan pendidikan tinggi,” terang Erry yang juga sudah menyelesaikan pendidikan doktoral di USU.
Discussion about this post