MEDAN, WOL – Sekira 40an wartawan olahraga dari berbagai media massa di Kota Medan mendapat arahan dari Atal S Depari yang juga Ketua Bidang Daerah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat dan mantan Pemimpin Redaksi Harian Suara Karya.
Sempat menjadi wartawan olahraga, Atal juga bercerita tentang pengalaman dan perjalanan karirnya kepada peserta. Tak ayal, peserta pun mendapat tambahan wawasan dan ilmu tentang manajemen berita olahraga dan teknik penulisan yang baik.
“Kita dituntut untuk membuat berita yang menarik. Jadi gali terus, jangan hanya menunggu rilis. Kita juga tidak salah memasukan opini ke dalam berita, karena itu sah-sah saja selama tidak menghakimi,” ucapnya.
“Wartawan harus kaya materi tulisan agar berita yang disajikan lebih menarik dan lengkap alias tidak monoton. Hal penting lain, wartawan harus memiliki kompetensi sebagai wartawan yang profesional karena menjadi penyampai informasi kepada masyarakat. Kita juga harus bangga akan profesi itu,†sebut Atal.
Hal selaras juga disampaikan oleh mantan Ketua PWI Sumut, Muhammad Syahrir, yang sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua KONI Sumut. Syahrir menambahkan bahwa opini dalam berita olahraga sangat berpengaruh untuk memajukan induk organisasi.
“Dalam berita olahraga, wartawan diberi keleluasaan mencampurkan fakta dan opini selama itu tidak berupa penghakiman kepada atlet atau tim, karena berisiko kena delik pers. Perlu diingat, karakter berita olahraga tidak bisa diabaikan karena bisa menimbulkan emosi positif, ketegangan bahkan fanatisme,” paparnya.
Adapun kedua pemateri didatangkan KONI Medan dalam rangka pelatihan Manajemen Informasi Keolahragaan 2017 yang digelar di Hotel Grand Kanaya, Jalan Darussalam Medan, Sabtu (11/11) kemarin. (wol/iam/data1)
Editor AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post