
BANDA ACEH – Banjir merendam 5 kecamatan di Kabupaten Aceh Singkil sejak Rabu 8 November 2017 diduga akibat dampak dari maraknya pembalakan liar atau illegal logging di hutan daerah itu serta dangkalnya sungai.
Perambahan hutan menyebabkan keseimbangan alam terganggu sehingga daya serap air saat hujan turun tak lagi maksimal, sehingga meluap dan menggenangi permukiman.
“Ini merupakan akibat dari pengundulan hutan, pembesaran lahan, dan penangkalan sungai,” kata Gubernur Aceh Irwandi Yusuf saat hendak meninjau lokasi banjir di Aceh Singkil, Minggu (12/11/2017).
Usai menghadiri meluncurkan turnamen Internasional Aceh World Solidarity Cup, Irwandi Yusuf bersama Kepala BPBD Aceh, Yusmadi, langsung menunju Aceh Singkil menggunakan pesawat pribadi miliknya untuk melihat lokasi banjir dan kondisi warga.
“Saya sudah melihat pemukiman warga, ada yang sudah surut dan juga masih tergenang air, kita berharap semoga air bisa cepat surut agar warga dapat kembali ke rumah masing-masing dan beraktivitas seperti semula,” ujarnya.
Banjir merendam beberapa kecamatan di Aceh Singkil sejak Rabu 8 November 2017, setelah kawasan tersebut diguyur hujan deras. Hari pertama banjir, Jalan Singkil-Subulussalam, tepatnya di kawasan Bulu Sema, Kecamatan Suro, mencapai ketinggian air hingga sekitar dua meter. Menyebabkan rumah warga ikut terendam dan jalan tidak dapat dilalui.
Seorang anak laki-laki berusia dua tahun hilang terseret arus saat banjir menyapu Desa Siti Ambia, Kecamatan Singkil. Jasadnya hingga kini belum ditemukan.
Staf Puldalops BPBD Aceh Singkil, Rosi mengatakan, lima kecamatan yang dilanda banjir di Aceh Singkil dihuni 27.101 jiwa dari 6.221 kepala keluarga. Namun, saat ini air masih menggenangi pemukiman dan rumah penduduk di 16 desa dalam Kecamatan Singkil.
“Jumlah pengungsi mencapai 698 KK atau 1.422 jiwa di 4 desa dari 3 kecamatan di Aceh Singkil. Namun, saat ini mereka telah kembali ke rumah masing-masing,” sebut Rosi.
Discussion about this post