MEDAN, WOL – Lembaga Independen Pemerhati Pembangunan Sumatera Utara (LIPPSU) menggelar diskusi publik di Warung Community, Jalan SM Raja Medan, Jumat (13/10).
Diskusi ini, juga membahas penghargaan yang diterima Kota Medan menjadi kota terbaik dengan tema “Tolak Penghargaan Medan Kota Terbaik” dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
Dalam acara tersebut LIPPSU mengundang para narasumber seperti Wara Sinuhaji, Joharis Lubis, Syafaruddin Lubis, Nico Sihombing, dan Saharuddin.
Direktur Eksekutif LIPPSU, Azhari Sinik, menyebutkan diskusi tersebut dilakukan untuk mengetahui apa sambutan masyarakat dengan anugrah kota terbaik terhadap Kota Medan. “Kita ingin tahu apa sebenarnya tanggapan masyarakat dengan gelar kota terbaik,” kata Azhari.
Akademisi, Wara Sinuaji menyebutkan betapa miris kalau Kota Medan gelar kota terbaik. “Realita di lapangan terlihat wajah kita Medan yang carut marut dengan kondisi jalan yang berlubang, sampah yang berserakan ini yang dikatakan kota terbaik,” ujar Sinuaji.
Penghargaan kota terbaik yang diberikan oleh pusat menurut Sinuhaji adalah penghinaan terhadap Kota Medan karena tidak sesuai dengan realita di lapangan yang ada sebutan Kota Medan Sejuta Lubang. Kita menolak gelar tersebut karena merupakan penghinaan terhadap kita,” kata Sinuhaji.
Syafaruddin Lubis (Acil) juga berkomentar yang sama yang menyebut Kota Medan tidak layak kalau Kota Medan mendapat gelar kota terbaik 2017.
“Apa kajian yang mendasari sehingga Kota Medan mendapat gelar kota terbaik hanya mereka (pusat) yang tahu, yang jelas kami dari aktivis jelas menolak gelar tersebut karena tidak sesuai fakta di lapangan,” ujar Acil.
Saharuddin yang juga selalu mengkritisi kinerja Pemko Medan berpendapat yang sama, menurutnya Kota Medan penuh jalan berlubang dan banjir di sana sini.
” Menurut saya kinerja Wali Kota Madan dalam menata Kota Medan sangat buruk. Banyak jalan berlubang, banjir, bangunan bermasalah, kami sudah sering melakukan unjukrasa terkait hal ini. Medan belum pantas mendapat gelar kota terbaik,” kata Saharuddin yang juga Ketua Gebraksu.
Akademisi, Joharis Lubis menyebut keberatan masyarakat Kota Medan harus dibarengi dengan gugatan ke Pengadilan Negeri Medan. “Gugatan tersebut sebagai bentuk keseriusan masyarakat bahwa Mendagri harus mengetahui bahwa Kota Medan belum pantas mendapat gelar kota terbaik,” pungkas Joharis.(wol/rdn/data1)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post