
YOGYAKARTA – Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menutup pertemuan orang muda Katolik se Asia di Yogyakarta. Dalam kesempatan itu, Jusuf Kalla menyampaikan pentingnya menjaga dan mengamalkan Bhinneka Tunggal Ika dalam hidup bernegara.
“Indonesia merupakan negara yang sangat plural, sangat majemuk, semua menghormati satu sama lain,” katanya di Lapangan Akademi Angkatan Udara Yogyakarta, Minggu (6/8/2017).
JK mengaku ada kelompok kecil yang menjadi benalu di suatu tempat. Riak-riak kecil itu juga sering terjadi di negara manapun di belahan bumi ini.
Karena itu, kata JK, sudah seharusnya menghormati kemajemukan satu sama lain. Bhineka Tunggal Ika menjadi kekuatan besar bangsa Indonesia dalam menjaga perbedaan.
“Kita belajar dari semua generasi muda dari negara lain. Begitu juga generasi muda bangsa lain belajar kebhinekaan dari kita,” katanya.
JK menyampaikan, kemajuan suatu bangsa ditentukan semangat generasi muda. Semangat menuntut ilmu dan menguasai ilmu pengetahuan, menjadi satu rangkaian dalam memajukan bangsa.
Begitu juga sebaliknya, menurut JK generasi muda yang tidak menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, sulit maju dibandingkan bangsa lain.Namun yang tak kalah penting, semangat kedamaian itu harus tercipta.
“Tanpa kedamaian, sulit untuk berkembang. Kita ambil contoh Timur Tengah, Amerika Selatan yang ada konflik, sulit maju negara itu,” katanya.
Kedamaian menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan bernegara. Generasi muda, kata dia, harus bisa menciptakan kedamaian agar kemajuan negara terwujud.
“Yang tak kalah penting, ciptakan sinergi. Semoga pertemuan generasi muda ini mampu menciptakan sinergi yang baik sehingga bermanfaat bagi kemajuan bangsa,” katanya.
Dalam kesempatan itu, JK juga menyampaikan penduduk Asia merupakan penduduk terbesar belahan benua di dunia. Ada sekira 4 miliar penduduk dari 47 negara se-Asia.
Berbagai negara di Asia, kata JK, ada yang hidup penuh kedamaian tanpa konflik. Sementara di Asia Barat, Asia Timur, dan Asia Selatan ada beberapa negara yang penuh konflik dan kemungkinan konflik.
“Semua itu merupakan tantang para generasi muda agar menciptakan perdamaian,” tandasnya.
JK pun menyampaikan pesan agar para peserta generasi muda di belahan Asia mendapat kesan yang baik selama di Indonesia, khususnya Yogyakarta. JK menyampaikan pertemuan ini tidak hanya umat Katolik semata, tapi juga agama lain turut membantu pelaksanaannya agar berjalan sukses.
Ketua Konferensi Waligereja Indonesia, Ignatius Suharyo menyampaikan banyak terima kasih pada semua pihak yang membantu kelancaran acara ini. Terdapat 22 negara Asia yang hadir dalam kesempatan ini.
“Kami berharap dari pertemuan ini dapat berbagi pengalaman dan menyebarkan cinta kasih untuk kemajuan serta kedamaian seluruh umat manusia,” katanya.
Pertemuan ini sudah dilakukan sejak tanggal 2 Agustus 2017. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berkesempatan membuka acara yang dihadiri lebih sekira 1.000 pemuda Katholik se asia. Berbagai diskusi juga menghadirkan berbagai tokoh lintas agama.
Discussion about this post