WARSZAWA, WOL – Sebagai pemenang lima kali Ballon d’Or, Lionel Messi memiliki gaji 550 ribu euro (Rp8,6 miliar) per pekan. Talenta luar biasa hingga kontribusi besarnya bagi Barcelona membuat Messi dianggap layak mendapat penghasilan tinggi.
Namun International Journal of Computer Science in Sport (IJCSS) menggugat gaji raksasa Messi tersebut. Dalam penelitian yang mereka rilis pada Juli lalu, mereka menghasilkan kesimpulan bahwa sejumlah pesepakbola top Eropa, di antaranya Messi, mendapat bayaran yang terlalu tinggi alias tidak sebanding dengan performanya di lapangan.
Dengan menggabungkan sejumlah variabel penelitian seperti umur, posisi, dan statistik di sepanjang tahun 2016 ke dalam sebuah algoritma khusus, IJCSS lalu mendapatkan “gaji sebenarnya†dari seorang pemain. Messi pun dinilai IJCSS seharusnya bergaji jauh lebih rendah dari yang didapatnya sekarang.
“Tentu saja, gaji seorang pesepakbola tidak hanya dihitung berdasarkan performa atau skill. Seorang pemain yang disukai banyak fans, misalnya, bakal punya gaji tinggi sebagai kompensasi dari tingginya penjualan merchandise dan tiket,†demikian kutipan dari hasil studi IJCSS tersebut baru-baru ini.
Sejumlah pemain lain yang dianggap memiliki gaji overpaid antara lain Angel Di Maria (Paris Saint-Germain), Philippe Coutinho (Liverpool), Isco (Real Madrid), Nicolas Otamendi (Manchester City), David Luiz (Chelsea). Dua rekan seklub Messi, Ivan Rakitic dan Sergio Busquets, juga masuk dalam daftar ini.
Sebaliknya, IJCSS juga menyertakan pemain-pemain yang bergaji underpaid seperti Harry Kane (Tottenham Hotspur) dan Bernardo Silva (AS Monaco). Beruntung, gaji keduanya mulai musim ini bakal meningkat setelah Kane menyepakati kontrak baru dan Silva bergabung ke Manchester City.
(wol/aa/fourfourtwo)
Editor: AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post