MEDAN, WOL – Ketua Penegak Amanat Reformasi Rakyat (PARRA) Sumut, Soerkani SE, menyayangkan keberangkatan keempat anggota DPRD Medan, Hasyim SE, Kuat Surbakti, Jumadi, dan Hendrik Halomoan Sitompul ke Tibet, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Rabu (19/7) kemarin. Pasalnya keberangkatan tersebut diduga tidak memiliki korelasi dengan pembangunan di Kota Medan.
Dikatakan, sejatinya Pemko Medan selaku pengaju anggaran kebutuhan dewan, hendaknya lebih bijak lagi mengeluarkan anggaran yang mana dana tersebut bersumber dari rakyat. Meskipun seluruh anggaran itu harus melalui tahapan persetujuan anggota DPRD Medan dalam rapat paripurna pengesahan anggaran.
“Apa yang mereka hasilkan dari berangkat ke Tibet itu? Saya pikir hanya untuk jalan-jalan atau menghabiskan anggaran saja. Tidak ada korelasinya dengan perkembangan dan kemajuan Kota Medan. KPK, BPK harus audit anggaran dari mana,” ungkapnya, Kamis (20/7).
Ditambahkan, tidak hanya dugaan pelesiran keempat anggota dewan ke Tibet, anggota dewan yang pergi kunjungan kerja (kunker) dan bimbingan teknis (Bintek) ke luar kota saja tidak menghasilkan apa-apa. Padahal, sudah berapa banyak anggaran yang dikeluarkan Pemko Medan untuk kegiatan mereka tersebut.
“Parahnya lagi, banyak anggota dewan yang berangkat kunker dan bimtek itu menggunakan jasa orang lain (joki, red). Jadi, kami meminta bijaklah dalam menggunakan anggaran. Kasihan rakyat yang tidak tahu apa-apa. Kalau mau memperjuangkan nasib rakyat, benar-benarlah diperjuangkan. Bukan hanya sebatas diucapan saja,” ketusnya.
Seperti yang termuat pada berita sebelumnya Sekretaris DPRD Medan, Abd Azis, mengakui kalau keberangkatan keempat anggota DPRD Medan ke salah satu provinsi yang ada di RRT lantaran di undang pemerintah setempat. Dan yang berangkat pada gelombang pertama ada lima orang, namun anggota dewan atas nama Irsal Fikri (Fraksi PPP) membatalkan keberangkatannya.
“Ada dua gelombang yang bergerak ke sana. Gelombang pertama tangal 19 ini atas nama, Hasyim, Hendrik Halomoan Sitompul, Jumadi, Kuat Surbakti dan Irsal. Tapi Irsal berhalangan. Hasyim berangkat untuk kedua kalinya, mungkin beliau sebagai penerjemah saat berada di Tibet,” bebernya.
Mantan Kadispora Kota Medan ini pun menjelaskan bahwa keberangkatan keempat anggota dewan ini tidak diketahui dalam rangka apa. “Saya juga tidak mengetahui agenda keberangkatan mereka ke Tibet. Untuk gelombang kedua, saya belum tahu jadwalnya kapan,” pungkasnya.(wol/mrz/data1)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post