MEDAN, WOL – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumatera Utara, Azhar Harahap, mengatakan saat memasuki tahun 2017, pihaknya telah menghentikan impor jagung dari luar negeri karena Sumatera Utara diyakini mampu memenuhi kebutuhan jagung sendiri.
“Untuk tahun 2017 ini, kita harapkan sudah swasembada jagung jadi kita tutup kran dalam impor jagung. Sedangkan pada tahun 2016 lalu kita buka kran impor jagung sekitar 9000 ton untuk kebutuhan pakan ternak,” ujar Azhar kepada Waspada Online, Senin (9/1).
Pada tahun 2017 ini, kata Azhar lahan tanaman jagung di Sumut seluas 400.000 hektar dan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat baik untuk pakan ternak ataupun konsumsi masyarakat.
“Untuk kebutuhan pakan ternak saja dibutuhkan 1200 ton pertahun. Untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak telah dilakukan rapat dengan gabungan pengusaha makanan ternak dan telah dilakukan MoU dengan dinas pertanian se-kabupaten/kota di Sumatera Utara,” terang Azhar.
Ditambahkan, untuk meningkatnya produksi jagung pada tahun 2016 lalu, salah satu strategi adalah melakukan pemanfaatan lahan tidur, lahan eks perkebunan dan pemanfaatan lahan tanaman perkebunan yang masih muda dengan tumpang sari.
“Daerah penghasil jagung terbanyak adalah Karo, Langkat, Simalungun dan Deliserdang,” Jelas Azhar.
Sebelumnya, pada refleksi akhir tahun baru-baru ini Gubernur Sumatera Utara T Erry Nuradi, mengatakan, produksi Jagung di Sumatera Utara tahun 2016 berdasarkan data Angka Ramalan II (ARAM II 2016) sebesar 1.558.141 Ton. Produksi tahun 2016 tersebut meningkat sebesar 2,55 pertanian jika dibandingkan dengan produksi tahun 2015 dimana produksi jagung pada tahun 2015 sebesar 1.519.407 ton.
“Peningkatan produksi jagung tersebut disebabkan karena ada peningkatan produktivitas dan luas panen dari tahun 2016 jika dibandingkan dengan tahun 2015, dimana luas panen mengalami peningkatan sebesar 1,35 persen, dimana pada tahun 2015 luas panen jagung seluas 243.770 Ha dan tahun 2016 seluas 247.055 Ha.
Sedangkan produktivitasnya juga mengalami peningkatan sebesar 1,19 persen dari tahun 2015 sebesar 62,33 kw/ha menjadi 63,07 kw/ha pada tahun 2016,” tukas Gubsu.(wol/rdn/data1)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post