MEDAN, WOL – Pasca pembongkaran puluhan rumah yang berdiri di bantaran rel Jalan Timah, Kelurahan Sei Renggas II, Kecamatan Medan Area, membuat warga terpaksa mengungsi.
Pantauan Waspada Online saat menyambangi lokasi, Kamis (27/10), terlihat beberapa warga mengumpuli puing-puing setelah rumah mereka dibongkar pihak PT Kereta Api Indonesia Divre Regional I Sumut dengan menggunakan alat berat eskavator. Selain itu, warga juga terpaksa sementara waktu memilih untuk tinggal di sebuah mushola yang berada di bantaran rel tersebut.
“Ya beginilah bang kondisi saat ini. Enggak ada lagi rumah kami. Ya pasrah, namanya juga rakyat kecil,” terang salah seorang warga yang rumahnya digusur, Saiful, saat ditemui wartawan.
Saiful menyebutkan, biaya ganti rugi yang diberikan PT KAI senilai Rp1,5 juta, tidak cukup untuk mencari tempat tinggal yang baru. Sehingga ia bersama isteri dan anaknya masih bertahan tinggal di bantaran rel yang lahannya sedang dalam pengerjaan jalur ganda Medan-Kualanamu.
“Entahlah enggak ngerti lagi kami. Saat ini kami milih untuk bertahan tinggal di bantaran rel Jalan Timah,” sebutnya.
Menurutnya, pembongkaran yang dilakukan terkesan tebang pilih. Pasalnya, masih ada beberapa rumah yang berdiri di bantaran rel belum dilakukan penggusuran. Selain itu pihak PT KAI mengaku keberadaan warga menghambat proses pengerjaan proses jalur rel ganda.
“Ya biarlah sudah nasib. Ke depannya enggak tau kami harus tinggal dimana lagi,” tutur Saiful.
Sebelumnya, Humas PT Kereta Api (KAI) Divre I Sumut, Joni, mengungkapkan penggusuran yang dilakukan untuk mempemudah akses pembangunan jalur rel ganda kereta api yang menjadi kebijakan pemerintah.
“Untuk memperlancar pembangunan tersebut, kita melakukan penertiban dengan dibantu polisi, TNI dan Satpol PP Pemko Medan,” ungkapny saat ditemui Waspada Online , kemarin.
Joni menjelaskan, bangunan-bangunan yang ditertibkan tersebut merupakan bangunan ilegal yang dibangun di atas lahan mereka. Hal ini sudah berulang kali mereka sosialisasikan kepada para penghuni dengan tujuan agar tidak ada aktivitas pembangunan di atasnya.
“Namun faktanya mereka tetap membangun di atasnya sehingga ditertibkan,” sebutnya yang ikut langsung melihat pembongkaran.(wol/lvz/data3)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post