AEKKANOPAN, WOL – Pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, mengenai wacana sekolah sehari penuh atau full day school untuk tingkat SD dan SLTP menimbulkan pro dan kontra.
“Sebelum wacana full day school hangat dibicarakan, sekolah-sekolah milik persyarikatan kita telah melakukan itu. Contohnya, SMP Muhammadiyah 24 Kualuhhulu maupun SD Muhammadiyah 1 Aekkanopan pulang sekolah setelah Ashar. Orang tua siswa juga respek,” ujar Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Labura, Al Munir Siregar, baru-baru ini.
Menurutnya, sistem full day school memberikan banyak kesempatan kepada pengelola sekolah untuk menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didik sesuai dengan program Nawacita Pemerintah.
Kepala SMP Muhammadiyah 24 Kualuhhulu dan SD Muhammadiyah 1 Aekkanopan mengatakan, program full day school sangat cocok untuk meningkatkan karakteristik bangsa Indonesia yang berbudi dan terpelajar. Full day school bukan berarti memaksa anak belajar seharian, sebab belajar dan bermain bisa dilakukan di sekolah.
Kabid PLS Dinas Pendidikan Kabupaten Paluta, Hakimuddin Siregar, mengatakan konsep full day school cukup baik bagi para siswa. Menurut Hakimuddi, program tersebut justru akan membuat para siswa senang, meskipun seharian ada di sekolah. Sebab, kebijakan tersebut tidak akan menambah jam mata pelajaran alias lebih dominan pada kegiatan ekstrakurikuler.
Kabid Dikmenum Disdik Paluta, Ermida Hartati Siregar, berpendapat kebijakan tersebut kurang efektif bagi siswa. Karena dikhawatirkan akan membebani pikiran dan kapasitas daya tampung otak siswa.
Sejumlah guru yang tergabung dalam Persatuan Guru Swasta Indonesia (PGSI) Kabupaten Labusel menolak wacana full day school. Mereka lebih sepakat pemerintah meningkatkan kompetensi guru.
“Ini tidak masuk akal diterapkan, apalagi di Labusel. Siswa di sini masih diharapkan orang tuanya untuk membantu di ladang. Siswa, khususnya SD juga masih membutuhkan waktu bermain. Kasihan kalau digembleng seharian,†kata Ketua PGSI Labusel, Simson Sibarani.(wol/aa/waspada/data1)
Editor: AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post