BANDA ACEH, WOL – Dalam menangani mitigasi konflik gajah dengan manusia diperlukan kerjasamanya antara Tim Conservation Renponse Unit (CRU) dengan masyarakat.
ERU Way Kambas Balai TNWK dan CRU Seblat BKSDA Bengkulu contohnya, untuk wilayah taman nasional Way Kambas telah berdiri tiga unit Camp ERU dalam kawasan TNWK yang langsung dikendalikan oleh Balai TNWK.
Tim ERU WK bersama masyarakat melakukan penanganan gangguan gajah liar. Nah, sejak berdiri ERU WK pada Desember 2010 lalu, hingga sekarang masyarakat di sana telah dapat menikmati hasil perkebunan mereka.
“Pengalaman kawan-kawan ERU Way Kambas, mereka mendirikan tiga unit camp ERU dalam kawasan TNWK yang dikendalikan langsung oleh Balai TNWK. Sejak berdiri ERU WK pada Desember 2010 lalu, hingga sekarang masyarakat di sana telah dapat menikmati hasil perkebunan mereka,†ujar anggota Komunitas Untuk Hutan Sumatera, Zul Asfi, Kamis (14/7), saat dimintai tanggapannya oleh Waspada Online terkait mitigasi konflik gajah di kawasan Cot Girek, Aceh Utara.
Jadi, sambungnya, CRU di Cot Girek bisa saja mendirikan upaya seperti itu. Hal ini sangat perlu agar nantinya mereka tidak kewalahan dalam menangani mitigasi tersebut. Pada intinya, kata Zul, harus ada yang perhatian kepada CRU Cot Girek dan masalah yang dihadapi masyarakat setempat.
“Kerjasama dan dukungan berbagai pihak dalam program CRU di Cot Girek sangat diperlukan, baik Pemerintah maupun Lembaga LSM/NGO yang bergerak di bidang lingkungan sebagai mitra pemerintah,†urainya.
Akan tetapi penanganan mitigasi dengan mengerahkan gajah jinak bisa dilakukan sewaktu-waktu tim CRU melakukan patroli dan berjumpa dengan tidak sengaja gajah-gajah liar.
Sementara untuk hutan Cot Girek, ia sendiri belum mengetahui seperti apakah kawasan lindung dan apakah gajah-gajah liar itu sudah keluar dari hutan lindung atau masih di dalam.
Dirinya kembali menjelaskan, untuk wilayah Kambas sendiri ada beberapa metode yang dilakukan, salah satunya melakukan patroli penggiringan gajah di tengah hutan. Kemudian apabila gajah mendekati kawasan perbatasan konflik, maka tim yang terdiri dari CRU dan masyarakat melakukan penjagaan di setiap titik.
Keberadaan gajah liar di hutan Cot Girek menurutnya lagi karena adanya perubahan terhadap kondisi hutan. Dulu, kawasan tersebut memang rentan menjadi tempatnya hewan liar yang dilindungi itu karena tempatnya belum berubah seperti sekarang.(wol/chai/data2)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post