MEDAN, WOL – Kapolresta Medan, Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, meminta kepada masyarakat agar tidak terprovokasi masalah kisruh SARA di Tanjung Balai.
“Kami sudah siapkankan anggota. Untuk mem-backup keamanan Tanjung Balai,” ungkapnya kepada wartawan, Sabtu (30/7).
Diungkapkan Mardiaz, pengamanan itu dilakukan guna menjaga konflik tidak merembet ke Kota Medan. Selain itu, Polresta Medan sudah meminta seluruh personel Badan Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) untuk mengantisipasi sejak dini potensi konflik SARA tersebut.
“Seluruh Babhinkamtibmas sudah kita minta untuk memantau jika ada upaya penggalangan massa untuk melakukan kekerasan SARA,” jelasnya.
Mantan Kapolres Madina ini menambahkan, pihaknya bersama seluruh elemen organisasi keagamaan dan tokoh agama serta ulama, diantaranya Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) untuk segera melakukan pertemuan dan mengambil langkah-langkah penyelesaian.
“Hari ini juga kita akan ketemu. Kita tidak ingin konflik berimbas ke Medan,” pungkas Mardiaz.
Diketahui, suasana di Kota Tanjung Balai, mendadak heboh. Pasalnya, sebanyak delapan Vihara yang berada di Kota Tanjung Balai, dirusak warga, Jumat (29/7) malam.
Informasi yang diperoleh, aksi perusakan itu diduga dipicu tersinggungnya umat muslim terhadap serorang warga etnis tionghoa berinisial ML (41), yang protes terhadap kegiatan ibadah di Masjid Al Makshum yang berada di Jalan Karya, Tanjung Balai.
Inilah delapan vihara yang dirusak massa;
1. Vihara di Pantai Amor
2. Vihara di jalan Sudirman
3. Vihara di Jalan Hamdoko
4. Vihara di Jalan KS Tubun
5. Vihara di Jalan Imam Bonjol
6. Vihara di Jalan WR Supratman
7. Vihara di Jalan Ahmad Yani
8. Vihara di Jalan Ade Irma
(wol/lvz/data3)
Editor: Agus Utama
Discussion about this post